Hari ini Gereja merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus, misteri pokok dan hidup Kristiani. Melalui pengajarannya, Gereja menyatakan bahwa misteri ini tidak bisa dipahami hanya dengan pikiran semata melainkan dikenali berkat pewahyuan; Allah memperkenalkan diri sebagai Bapa dalam Putra dan Putra dalam Roh Kudus. Seluruh sejarah keselamatan adalah sejarah bagaimana Allah mewahyukan diri kepada manusia, mendamaikan dan menyatukan kita dengan diri-Nya.
Kapan kita menerima pewahyuan misteri ini? Saat kita dibaptis; kita dibaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Saat inilah kita dimasukkan ke dalam komunio tiga Pribadi yang tak terpisahkan. Berkat pembaptisan kita dianugerahi Roh yang berdoa dalam diri kita dengan berseru: “Abba ya Bapa”, tanda kesatuan dengan Putra. Dalam iman dan adorasi, kita tumbuh dalam pemahaman akan misteri ini, sebab Allah dikenal melalui doa dan pribadi dikenal melalui relasi. Doa dan adorasi adalah jalan relasi kita kepada Allah sebagai Pribadi.
Dalam hidup harian, kita pun memberi kesaksian iman akan misteri agung ini. Saat kita menandai diri dengan tanda salib sebagai perwujudan “Ya” atas misteri, dalam setiap kegiatan harian kita.
Marilah kita semakin menyadari dan mengenali anugerah pewahyuan misteri agung ini dalam hidup kita. Dan bersyukur atas anugerah panggilan kita sebagai orang Kristiani yang ditentukan untuk menjadi putra-putri Allah dengan hidup selaras dengan martabatnya, menjadi kesaksian kasih Allah yang menyertai bagi dunia di sekitar kita.