Dua Pilar Iman

Gereja berdiri di atas dua pilar yaitu Santo Petrus dan Santo Paulus.  Keduanya bersatu dalam Iman dan Kemartiran, dimeterai dengan darah mereka sendiri untuk memberi kesaksian bagi Kristus.  Menjadi saksi karena mengalami kedosaan dan pengampunan Yesus.  Mereka mewartakan dari pengalaman mereka sendiri, akan kelemahan dan dosa, serta belas kasih Tuhan yang tak terbayangkan.

Petrus, yang telah mengalami sendiri dengan mata terbuka menyangkal Tuhan dan dipilih sebagai Gembala Gereja mengungkapkan dengan jelas apa yang dikatakan Paulus “di mana pelanggaran bertambah banyak, rahmat juga berlimpah” (Rm 5:20).  Jika dia tidak menyangkal Yesus lebih dulu, pasti dosa orang akan menjadi skandal baginya karena dia merasa baik, mampu, suci dan dipilih menjadi kepala.

Apalagi Paulus yang kepandaiannya begitu kuat dan percaya diri, kalau tidak dinyatakan bahwa seluruh arah hidupnya salah, bagaimana akan mewartakan Kristus?  Maka dengan penuh keberanian ia pun bersaksi “Aku yang tadinya seorang penghujat dan penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman“ (1Tim 1:13)

Petrus dan Paulus adalah orang-orang yang telah menerima belas kasih, mereka dianugerahkan kepada kita oleh Tuhan yang penuh belas kasihan.  Petrus dan Paulus bukan hanya menerima keselamatan tapi juga kekudusan, karena mereka tidak hidup bagi diri mereka sendiri dan tidak mati bagi diri mereka tapi bagi Dia yang telah mati bagi mereka dan lebih-lebih bagi kita semua.

 

Marilah kita belajar dari teladan mereka menjadi pewarta dan saksi Injil yang bergembira sambil merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat dan dengan percaya karena kita juga telah menerima belas kasihan dan terus dibasuh dan dikuduskan.