5 Juli 2022

PEKAN BIASA XIV – SELASA


Mereka yang ada di luar kawanan adalah saudara-saudara kita, entah mereka senang atau tidak
 Pembacaan dari Uraian Santo Agustinus tentang Mazmur 32

 

Saudara-saudaraku, aku menghimbau kalian untuk menunjukkan cinta kasih yang melebihi segala, tidak hanya antara sesama anggota, tetapi juga terhadap mereka yang ada di luar kawanan, entah karena mereka masih belum percaya akan Kristus, atau karena terpisah dari kita, yaitu mereka seperti kita dalam pengakuan iman akan Kristus, kepala kita, namun masih terpisah dari kesatuan tubuh-Nya.  Sahabat-sahabatku, kita harus bersusah hati karena mereka, yang adalah saudara-saudara kita.  Entah mereka senang atau tidak, mereka itu adalah saudara-saudara kita, dan mereka hanya akan berhenti menjadi saudara kita, kalau mereka berhenti mengatakan ‘Bapa kami.’

Nabi berkata tentang beberapa orang, ‘Kepada mereka yang berkata: ‘Kamu bukan saudara kami’, katakanlah, ‘Kamu adalah saudara kami’.  Renungkanlah, siapa kira-kira yang dimaksudkan oleh nabi!  Pasti bukan orang kafir?  Bukan, sebab menurut Kitab Suci dan menurut tradisi Gereja, mereka itu tidak disebut saudara.  Pasti juga bukan orang Yahudi, yang tidak percaya akan Kristus!

Bacalah surat-surat Santo Paulus dan perhatikanlah, bahwa bila ia menyebutkan ‘saudara-saudara’ tanpa tambahan keterangan, yang dimaksudkannya hanya orang-orang Kristiani.  Contohnya, ia berkata: ‘mengapa kamu menghakimi saudaramu?’  Atau ‘mengapa kamu menghina saudaramu?’  Dan lagi, ‘Kamu sendiri menyalahi dan menipu, bahkan terhadap saudara-saudaramu.’

Maka mereka yang berkata ‘Kamu bukan saudara-saudara kami’, mereka menganggap kita kafir.  Itulah sebabnya mereka ingin membaptis kita lagi, dengan mengatakan, bahwa kita belum memiliki apa yang mereka bisa berikan.  Jadi kesalahan mereka adalah karena menyangkal bahwa kita adalah saudara mereka.  Tetapi mengapa nabi memberi perintah ini kepada kita: ‘Katakanlah kepada mereka: Kalian ini saudara-saudara kami’?  Tiada lain karena kita mengakui apa yang ada dalam diri mereka yang tidak kami ulangi.  Dengan tidak mengakui baptisan kita, mereka menyangkal bahwa kita ini saudara-saudaranya; di lain pihak, kita, dengan tidak mengulangi baptisan mereka, tetapi mengakuinya sebagai kepunyaan kita sendiri, kita berkata kepada mereka, ‘Kalian adalah saudara-saudara kami.’

Mereka mungkin akan bertanya, “Mengapa kamu mencari-cari kami?  Mengapa kamu menginginkan  kami?”  Hendaklah kita jawab: “Kalian adalah saudara-saudara kami!”  Lalu bila mereka mengatakan, “Pergilah, kami tidak berurusan dengan kamu.”  Hendaknya kita jawab, “dalam segala sesuatu kami berurusan dengan kamu, karena kita satu iman dalam Kristus, maka “tak mungkin kami tidak peduli akan kamu.  Kita mengakui Kristus yang satu, kita harus bergabung dalam satu tubuh di bawah satu kepala.”

Sudah tiba waktunya bagi kita untuk menunjukkan cinta yang besar dan belas kasih yang  berkelimpahan, memohon dengan sangat kepada Tuhan agar mereka  disadarkan dan dikembalikan kepada pemikiran yang benar, bahwa mereka tidak mempunyai sesuatu apa pun yang dapat mereka paksakan melawan kebenaran.  Mereka tidak punya apa-apa lagi selain penyakit kebencian mereka; tidak mempunyai apa-apa lagi kecuali kelemahan karena dendam, yang menjadikan mereka semakin lemah, dengan berpikir bahwa dirinya semakin kuat.

Maka dari itu kami menghimbau kalian, saudara-saudaraku, demi Sang Cinta Kasih, yang susu-Nya memberi kita makan, dan roti-Nya menguatkan kita; demi Kristus Tuhan kita dan kelembutan-Nya, kami menghimbau kalian atas nama mereka yang lemah, yang bijak menurut dunia, dan yang mengikuti hawa nafsu dan daging; namun atas nama saudara-saudara kita.  Mereka itu merayakan sakramen-sakramen yang sama, seperti kita, meskipun tidak bersama kita, namun tetap sama.  Mereka mengamini doa yang sama, meskipun tidak bersama kita, namun tetap sama.  Maka demi Allah, curahkanlah seluruh cinta kasihmu kepada mereka dalam doa kepada Allah.