Hidup adalah Relasi

Dalam Peraturan St. Benediktus ada satu kutipan yang menarik untuk direnungkan:
Tuhan mau mencari bagi diri-Nya seorang karyawan di antara orang banyak, Ia bersabda, “Siapakah orang yang menyukai hidup dan menginginkan umur panjang untuk menikmati yang baik? Kalau mendengar itu engkau menjawab “Saya!” Allah bersabda kepadamu, ”Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya.”

Semua inisiatif dari Allah.  Dia yang mencari, bukan kita.  Dia menawarkan kehidupan kepada orang yang tidak punya tujuan.  Tidak ada syarat untuk dipilih selain mau hidup dan Dia menunjukkan jalannya.  Semua diberikan dengan cuma-cuma.  Untuk menerimanya, kita harus memilih.  Kita harus dibebaskan dari dosa dan semua akibat dosa dengan belajar membedakan yang baik dan yang jahat.  Hati nurani harus dididik dan dibentuk oleh Cahaya Kebenaran Kristus dengan terus berpegang pada-Nya.  Ada perjuangan untuk belajar hidup dalam ketergantungan pada kasih Bapa dan melepaskan gaya hidup yang didasarkan pada perhitungan, keuntungan, persaingan, perbandingan.

Setiap hari Tuhan memandang kita dan mengundang: Siapakah yang menyukai hidup dan menginginkan umur panjang untuk menikmati yang baik?  Apakah jawaban kita selalu “Saya”?  Panggilan Tuhan yang membangunkan kita dari tidur, mengajak kita untuk hidup, memilih hidup, dan berani hidup.

Hidup adalah relasi yang dibangun oleh Tuhan yang mengundang dan kita yang menjawab.  Hidup adalah kemauan untuk bangun dari keletihan dan menjawab “Saya!  Saya mau hidup!” setiap hari.  Apakah yang kita perlukan?  Trust!  Trust bukanlah perasaan melainkan suatu jawaban.  Trust adalah suatu keputusan, suatu tindakan yang melawan perasaan kurang percaya.  Kita harus belajar untuk menyadari kurang percaya kita, peka akan pengaruhnya, tahu waktu kita sedang digerakkan olehnya.  Kita juga perlu terus memohon rahmat agar kita mampu memilih untuk mengungkapkan: “Saya percaya! Saya mau hidup!” dengan tindakan-tindakan konkrit yang menang atas dosa, sehingga penebusan Kristus menjadi aktual di dalam diri kita.

 

Kalau hari ini Tuhan bertanya, “Siapakah yang menyukai hidup dan menginginkan umur panjang untuk menikmati yang baik?”  Apakah jawaban Anda?