Kasih Persaudaraan

Persaudaraan Kristiani adalah suatu fakta yang hanya dapat ditangkap melalui iman dan diterima melalui sakramen-sakramen.  Pengakuan kita secara sadar akan kebapaan Allah dan kesatuan kita dalam Kristus menjadi dasar etika persaudaraan sejati.  Iman Kristiani bukan perkara pribadi perorangan, individualistis, melainkan menghayati kenyataan kita sebagai Tubuh Kristus, sebagai anak-anak Allah.

Iman yang hidup dalam semangat “Bapa Kami” akan membawa kita kepada relasi baru kepada Allah dan sesama, yang kita akui sebagai saudara.  Relasi kita dengan saudara-saudari se-Bapa semakin menuntun kita kepada pertobatan dari semua egoisme yang memisahkan.  Kita adalah satu dalam Kristus dan kita mau merasa ‘kita’ dan bukan ‘aku’.  Ego-ego kitalah yang memisahkan kita dari kenyataan kita sebagai sesama saudara dalam Kristus.  Mencari kepentingan ego sendiri berarti memisahkan aku dari Kristus.  Tetapi semakin ego kita hilang, kita semakin bersatu dengan Kristus.

Sikap iman terhadap sesama berarti menghilangkan diri dan membiarkan diri masuk ke dalam komunio Tubuh Kristus.  Masuk ke dalam hidup orang lain dan mencari kebaikan dan kebahagiaan mereka sebagai kebaikan dan kebahagiaanku juga.  Ini berarti kita harus berhenti memandang ego kita sebagai yang mutlak penting bagi diri sendiri agar kita semakin menjadi manusia yang solider.  Dengan demikian, usaha-usaha untuk menomorsatukan dan mengkhususkan diri sendiri, mencari pengakuan, pujian dan perhatian bagiku sendiri bisa ditinggalkan karena toh saya tidak lebih penting daripada orang lain. Itulah bentuk konkrit kasih persaudaraan.

 

Marilah kita menguatkan kesadaran kita sebagai anak-anak Allah se-Bapa dan sebagai saudara-saudari dalam Kristus.