Apakah harapan itu? Bagi orang Katolik, harapan adalah satu dari keutamaan teologal yang harus terus dimohonkan pada Tuhan dan diperjuangkan serta dipelihara dalam hidup sehari-hari. Harapan Kristiani bukanlah optimistik.
Tetap dapat yakin akan masa depan di tengah segala kesulitan atau tidak mengharapkan apa pun lagi saat segala sesuatu berjalan dengan baik bukanlah yang dimaksud dengan harapan Kristiani. Harapan Kristiani didasarkan pada janji-janji Allah, pada Sabda-Nya. Artinya harapan itu adalah suatu tindakan percaya dan berharap pada seorang pribadi. Seorang pribadi yang kita percayai, Yesus Kristus Tuhan.
Percaya itu sulit, karena apa yang Dia janjikan melampaui segala sesuatu yang dapat kita pikirkan atau bayangkan. Di sinilah tepatnya letak kerja batin kita untuk melepaskan “aku” kita yang adalah cara pikirku, egoku, keinginanku untuk mengontrol segala sesuatu dan kita mulai belajar bersandar pada-Nya. Mempercayakan diri pada Tuhan tidak akan mengurangi hakekat diri kita, malahan ketergantungan ini merupakan suatu penembusan lebih dalam ke tatanan segala sesuatu yang pada puncaknya akan dipenuhi oleh Allah sendiri. Di sinilah letak kekuatan harapan karena harapan mendorong kita untuk mengusahakan segala sesuatu yang melampaui diri kita dan yang hanya mungkin kita capai dengan bantuan Allah saja.
Kunci untuk dapat maju dalam pengharapan adalah mengikuti seruan Bapa Suci Yohanes Paulus II, “Jangan takut!” untuk menemukan Allah sebagai Bapa yang selalu mencintai kita, apapun kita adanya.
Marilah hari ini kita belajar dari Bunda Maria, Bunda Pengharapan, yang memberi kita teladan konkrit bagaimana menaruh harapan pada Allah dan tidak segan-segan pula memohon bantuan doanya.