Mengenal Diri
Hari ini kita merayakan Hari Raya St. Bernardus, seorang Bapa Cistersiensis yang pengaruhnya sangat besar bagi kehidupan Gerejawi. Marilah kita merenungkan sedikit pengajaran St. Bernardus tentang gambar ilahi dalam manusia.
Dalam Kitab Kejadian dikatakan: ”Manusia diciptakan menurut gambar Allah” (Kej 1:26). Gambar ini tak terhapuskan. Tetapi oleh dosa ketidaktaatan Adam, manusia pertama, kita telah kehilangan keserupaan kita dengan Allah. Waktu diciptakan Allah, manusia adalah agung, luhur mengatasi mahluk lain dan mampu mengambil bagian dalam hidup ilahi dengan pengenalan dan kasih. Selain itu kehendaknya lurus, karena kehendaknya menginginkan kehidupan ilahi. Menurut St. Bernardus hidup kristiani harus merupakan usaha terus-menerus untuk memulihkan gambar ilahi, keserupaan yang telah hilang itu dengan bekerja sama dengan Roh dalam mencari pengenalan tentang diri sendiri di hadapan Allah: mengenal keagungan dan kemalangan kita.
Dosa, ketidaktaatan, telah membelokkan pengenalan dan cinta Allah kepada cinta diri. Akibatnya manusia mencintai hal-hal duniawi demi diri sendiri daripada demi Allah sumber segala yang baik. Manusia membelokkan kehendaknya dari Allah kepada kehendak sendiri, menjadi ‘anima-curva’ (jiwa yang bungkuk), sehingga kehilangan keagungan dan kelurusannya, dan menjadi seperti hewan yang tak berakal yang hidupnya sarat dengan nafsu kedagingan dan digerakkan oleh insting semata-mata. Inilah sumber ketidak-bahagiaan manusia.
Bernardus juga mengatakan bahwa manusia yang diciptakan menurut gambar Allah adalah ‘capax dei’, mampu menampung Allah. Dan Allahlah satu-satunya yang dapat menjadi kebahagiaan sejati bagi manusia.
Semoga Santo Bernardus yang hari ini kita rayakan pestanya, memperoleh bagi kita anugerah Roh kudus untuk membimbing kita melepaskan diri dari dosa, kehendak sendiri untuk dapat sekehendak dengan-Nya dan Bapa di surga.