Berjaga

Kerinduan akan Allah sudah terukir dalam hati manusia karena manusia diciptakan oleh Allah dan untuk Allah.  Allah tidak henti-hentinya menarik dia kepada diri-Nya.  Hanya dalam Allah, manusia dapat menemukan kebenaran dan kebahagiaan yang dicarinya terus menerus.  Kita diciptakan menurut gambar Allah, dan dalam Kristus kita menjadi anak-Nya melalui pembaptisan.  Pembaptisan merupakan permulaan perjalanan untuk dibebaskan dari belenggu perbudakan dosa.

Hidup spiritual Kristiani adalah perjalanan masuk ke dalam hati yang terdalam, Yesus mengajarkan “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!” (Luk 13: 24).  Bagaimana berjuang?  Setiap hari kita dihadapkan pada dua pilihan: mau kehendak Allah –mencari Allah yang transenden dan bersandar kepada-Nya dengan penuh iman–  atau ikut kecenderungan ego kita yang hanya mau keenakan dan keamanan.

Sementara si jahat terus bekerja untuk mengusir dari hati kita takut akan Allah, mau menghancurkan kasih-Nya, menghancurkan semangat baik: dengan kebencian, kemarahan, kesombongan, gila hormat, kekurangan iman, kekerasan hati, rasa acuh tak acuh, kelalaian, cinta diri, kemalasan, kurang tabah, jenuh, cinta akan keenakan.  Semuanya itu ada di kedalaman hati kita.

Syukur kita dianugerahi akal budi.  Tetapi akal budi harus dididik untuk belajar berjaga, mampu membedakan dan meneguhkan kehendak untuk memilih yang benar.  Kita tidak mampu melakukan ini dengan kekuatan sendiri karena kedosaan dan kelemahan kita tetapi kita dianugerahi ROH KUDUS.  Anugerah Roh ini tidaklah cukup, perlu kerja sama dari pihak kita melalui semangat baik, perjuangan dan ketekunan dalam latihan keutamaan agar kita dapat dibebaskan dari kelaliman roh jahat.

 

Marilah kita berjaga,siap siaga bersama Bunda Maria untuk sungguh-sungguh menyatukan kehendak kita pada kehendak Allah sepanjang hari secara sengaja hidup dalam dialog konkrit dengan Tuhan , “Tuhan jadilah kehendak-Mu”.