Menjadi Kristiani pertama-tama merupakan tindakan Allah di dalam diri kita. Sakramen pembaptisan merupakan pintu masuk ke dalam hidup-Nya, karena kita telah menerima identitas baru dalam Tuhan. Berkat pembaptisan Roh Kudus diberikan oleh Allah kepada kita, agar kita menemukan jati diri kita sendiri sebagai anak-anakNya. Dan sebagai anak, kita mengambil bagian dalam warisan hidup Ilahi, hidup Allah sendiri. Roh Kudus akan mengajarkan kita, bahwa Allah dekat dengan kita dan Ia akan ditemukan dalam tindakan-tindakan kita yang bebas untuk terus mencari kebenaran dan kebahagiaan sejati. Dengan Roh itu, kita dapat melangkah menuju Allah.
Hidup baru dalam Kristus tidak berarti secara pasif menerima warisan hidup Ilahi, tetapi dalam arti tertentu merupakan buah dari sakrat maut kita, buah kerja keras kita, cinta kita dan doa-doa kita dalam kesatuan dengan Roh Kudus. Kita masuk ke dalam proses atau perjalanan untuk terus dilahirkan, dijadikan baru dalam pemulihan keserupaan dengan Dia, untuk itu perlu bekerjasama dengan Rahmat, membiarkan diri ditransformasikan, dibarui, dibentuk oleh Roh-Nya sebagai bagian dari umat kudus Allah.
Melalui pembaptisan kita telah menjadi manusia baru, akan tetapi manusia lama kita terus menarik-narik kita untuk kembali kepadanya. Bagaimana kita dapat setia memelihara rahmat dari anugerah pembaptisan kita?
Marilah kita senantiasa memandang wajah Kristus, agar kita dibebaskan dari berbagai belenggu yang memenjarakan kita sehingga kita bisa hidup sebagai manusia baru, terbuka kepada semua orang dengan saling bertanggung jawab dalam kerjasama itu, supaya misi Yesus terjadi dalam diri kita untuk memenuhi kehendak Bapa.