Gereja menetapkan Minggu Biasa XXIII, 4 September sebagai Hari Minggu Kitab Suci Nasional. Gereja mengajak umat untuk lebih bersemangat untuk membaca Kitab Suci setiap hari.
Dalam tradisi monastik, praktek membaca Kitab Suci ini dikenal sebagai Lectio Divina. Dinamakan lectio divina karena bertujuan untuk bertemu dengan Yesus sendiri; Roh Yesus yang hadir saat ini dan untuk berelasi dengan Yesus dalam kenyataan hidup hari ini. Kehadiran Yesus dalam Sabda Kitab Suci semakin diteguhkan melalui partisipasi kita dalam Ekaristi, dengan menyantap Tubuh-Nya secara nyata. Proses ini seperti pengalaman dua murid dalam perjalanan ke Emaus, yang dibuka mata dan pikirannya oleh Yesus yang menyertai perjalanan iman mereka.
Lectio divina hendaknya dipraktekan secara teratur pada waktu serta tempat tertentu. Bacalah Kitab Suci yang ditawarkan dalam liturgi Gereja. Mulailah dengan doa, mohon bantuan Roh Kudus untuk menerangi mata hati dan budi serta mohon pendampingan Bunda Maria yang mengerti untuk menyimpan dan mengandung Sabda dalam tubuhnya. Bacalah secara berulang-ulang agar perkataan Yesus menyentuh hatimu, meresap dalam dirimu dan menjiwaimu untuk melaksanakannya sepanjang hari ini. Tutuplah lectio divina dengan doa syukur, pujian dan permohonan kepada Tuhan. Praktek ini bisa dibuat kira 20 – 30 menit.
Semoga kebiasaan ber lectio divina menyalakan kerinduan hatimu untuk bertemu dengan Yesus, berjalan dan bercakap-cakap dengan-Nya dalam mengawali dan menjalani hari-hari hidupmu.