Hidup Menggereja

Gereja terdiri dari  pribadi-pribadi manusia yang dipanggil oleh Allah.  Dan kita adalah pribadi-pribadi yang dipanggil Allah itu, kita diundang untuk menghayati anugerah hidup iman yang diwariskan oleh Gereja dengan penuh syukur karena kita sadar siapa diri kita yang sebenarnya.  Kita adalah manusia-manusia yang rapuh, penuh kelemahan dan berdosa, namun kita diselamatkan berkat panggilan Allah ini yang membawa kita masuk ke dalam komunio dengan saudara-saudara kita yang sama-sama telah dipanggil oleh Allah, dan bersama-sama masuk ke dalam persekutuan orang beriman (Gereja-Nya).

Disinilah kita belajar untuk menghayati anugerah hidup bersama dalam Gereja-Nya dalam cinta kasih timbal balik, dalam pertobatan yang bergembira, dalam semangat pengampunan yang tak kenal batas, dalam keterbukaan bebas yang menghargai setiap keunikan pribadi para anggotanya.  Disinilah kita terus dipanggil untuk hidup dalam Roh yang membentuk kita menjadi semakin serupa dengan Kristus, untuk dilahirkan kembali menjadi putra-putri-Nya yang terkasih. Disini kita semua ambil bagian dalam perayaan sabda dan sakramen-sakramennya, dalam kegiatan-kegiatan dan pelayanannya.

Kita semua telah dipilih, dan diberkati menjadi umat-Nya.  Seperti  Kristus telah dipecah-pecah dan dibagikan kepada kita semua, kita juga dipecah-pecah dan dibagi-bagikan kepada semua orang.  Bagaimana?  Dalam hidup konkrit sehari-hari, ini diwujudkan bila kita mengamalkan kasih kepada sesama dalam bentuk memberikan waktu, tenaga, pikiran, perhatian kepada sesama, khususnya yang membutuhkan.  Di dalam Tubuh Mistik-Nya kita menjadi tanda ekaristi di dalam Kristus satu bagi yang lain dan bagi seluruh dunia, karena walaupun kita banyak dan berbeda-beda kita telah disatukan dalam hidup-Nya berkat Tubuh dan Darah-Nya yang kita sambut dalam setiap perayaan Ekaristi.

 

Marilah kita menjadikan hidup kita tanda syukur yang rela dibagi-bagikan demi keselamatan banyak jiwa sehingga hidup Allah semakin mengalir melalui hidup kita.