Hari Raya Kristus Raja

Yesus adalah tempat tinggal Bapa.  Kalau mau mengenal dan masuk ke dalam Kerajaan Yesus Kristus berarti kita perlu mengenal dan masuk ke dalam hati dan batin-Nya yang paling intim.  Di sanalah kita akan berjumpa dengan kebenaran pribadi-Nya, yaitu kasih-Nya.  Kasih yang ingin Ia berikan kepada kita untuk menjadi milik kita.

Dalam perikop Injil hari ini, Lukas 23:35-43, kita diberi jalan untuk mengenal isi batin-Nya, isi dari Kerajaan-Nya yang terwujud secara penuh di salib.

Di hadapan tantangan yang mengejek “Bila Engkau Putra Allah, selamatkanlah diri-Mu dan kami”, Yesus tidak mau menggunakan segala bentuk kekuasaan manusiawi untuk menyelamatkan diri-Nya sendiri, melepaskan diri dari penderitaan di salib untuk menunjukkan bahwa Ia benar-benar Putra Allah.  Ia hanya mau taat pada Bapa sampai mati.  Bagi-Nya, menghayati ketaatan berarti tidak lari dari tempat yang dikehendaki Bapa.

Kekuasaan rajawi-Nya ditunjukkan di sini.  Ia menggunakan segala daya kekuatan-Nya untuk taat, untuk rela direndahkan, dan menjadi lemah.  Sebab Ia tidak mempunyai kekuasaan lain selain kekuasaan untuk mencintai, yaitu mengurbankan diri.  Inilah satu-satunya aspek kasih.  Kasih itu selalu menebus dan menyelamatkan orang lain.  Kasih itu menghidupkan.  Sang Penebus adalah Dia yang menggunakan kekuasaan-Nya untuk rela ditikam dan dilukai hati-Nya, karena itulah manusia dapat diselamatkan.

Kasih yang mau direndahkan, yang mau menderita.  Inilah isi dari batin dan hati Raja kita.  Inilah jalan yang begitu sulit untuk dipahami atau dijalani oleh kita yang selalu ingin menjadi ‘raja’ melalui kebiasaan-kebiasaan atau penilaian-penilaian kita yang sombong, yang egois, yang sering lebih siap menghunus pedang untuk membela rasa benar diri sendiri.

 

Marilah kita belajar menapaki jalan kerendahan hati Yesus, jalan kasih yang rela tinggal dalam penderitaan kecil kita sehari-hari agar Kristus semakin meraja di dalam hidup kita.