Masa Adven ini (ad-venire) merupakan masa menantikan Dia yang (akan) datang. Kita tahu bahwa Tuhan telah datang secara fisik 2000 tahun lalu, yaitu dalam manusia Yesus Kristus. Yesus yang telah wafat, bangkit dan naik ke surga, telah menjanjikan bahwa Dia akan datang lagi pada akhir jaman; kedatangan-Nya ini disebut Parousia. (Parousia dalam bahasa Yunani berarti kedatangan Tuhan pada akhir jaman). Jadi sekarang ini, dengan merayakan masa-masa tahun liturgi, Adven dan Natal, kita terus menghidupi janji-Nya. Dia terus sedang datang dan masih akan datang secara definitif sesuai janji-Nya.
Bila kita mengenal dan memahami maksud kedatangan Tuhan Yesus dalam sejarah, apa saja yang telah Yesus buat semasa hidup-Nya di dunia ini, dan bagaimana Dia menunjukkan belas kasih Allah Bapa bagi umat manusia dan kita semua telah diangkat menjadi anak-anak Bapa-Nya, tentu kita sungguh merindukan janji itu akan terpenuhi. Hal ini membuat kita menjalani hidup dengan harapan pasti karena ada tujuannya, yaitu bertemu lagi dengan Tuhan Yesus yang telah mencintai kita dan memberi hidup-Nya bagi kita.
Namun hal itu tidak diberikan secara otomatis, karena kita pun diminta untuk berpartisipasi dengan siap menyambut kedatangan-Nya. Kita tahu dan menyadari bahwa kita telah menjauh dari tempat dan rencana semula Allah yang menciptakan manusia di taman Firdaus. Di sana, sebelum jatuh ke dalam dosa, semua berada dalam keserasian.
Pada rentetan penciptaan, manusia diciptakan pada hari ke-enam, agar pada hari ke-tujuh manusia dapat memimpin semua ciptaan dan alam semesta untuk memuji Allah. Jadi ketika St. Yohanes Pembaptis menyerukan “bertobatlah sebab Kerajaan Surga sudah dekat”, pesan ini sungguh ditujukan kepada kita agar berbalik arah dari kecenderungan egois kepada kebenaran, berbalik arah kepada kebenaran karena Allah-lah yang patut disembah dan Dialah pusat hidup kita.
Dalam kitab Nabi Yesaya, digambarkan keadaan di gunung Tuhan setelah Dia yang dijanjikan datang: serigala akan tinggal bersama domba, anak lembu dan anak beruang akan sama-sama berbaring, bayi akan bermain-main dekat liang ular tedung tanpa akan dicelakakan dan seterusnya. Inilah yang dimaksud bila kuasa setan dalam semua ciptaan dan diri kita telah dikalahkan, maka tidak akan ada lagi kejahatan di dunia ini. Semua menjadi diri sendiri tanpa mau menguasai satu sama lain, semua akan memuji Sang Pencipta.
Marilah kita merindukan kedatangan Tuhan hari demi hari dengan mengarahkan seluruh diri kita kepada Tuhan Yesus, mengakui bahwa Dia hadir dalam diri kita, sesama dan setiap kejadian, supaya saat kita kelak dipanggil memandang wajah-Nya merupakan saat kepenuhan kebahagiaan.