Peringatan St. Anselmus
(Uskup dan Pujangga Gereja)
Semoga aku dapat mengenal dan mencintai-Mu
sehingga aku menemukan kegembiraanku di dalam Engkau
Pembacaan dari Khotbah St. Anselmus
Hai jiwaku, apakah kamu telah menemukan apa yang kamu cari? vKamu telah mencari Allah dan kamu telah menemukan bahwa Dia adalah Keberadaan Tertinggi dan bahwa kamu tidak mungkin membayangkan sesuatu yang lebih sempurna. vKamu telah menemukan bahwa Keberadaan tertinggi itu adalah Kehidupan sendiri, kebijaksanaan, kebaikan, kebahagiaan abadi dan keabadian yang terberkati. Dia ada dimana-mana dan Dia adalah abadi.
Tuhan Allahku, Engkau memberiku hidup dan memperbaharuinya ketika aku kehilangannya. Katakanlah kepada jiwaku yang begitu rindu namun Engkau melampaui segala yang dapat dimengertinya, sehingga dia dapat melihat-Mu dengan jelas. Dia berdiri sambil berjingkat untuk melihat tetapi selain dari apa yang sudah dilihatnya, jiwa tidak melihat sesuatu pun selain kegelapan. Tentu bukan kegelapan yang sesungguhnya karena di dalam Engkau tidak ada kegelapan, tetapi jiwa melihat bahwa dia tidak dapat melihat lebih jauh karena kegelapan itu ada di dalam dirinya.
Tuhan, tentu saja terang yang tak terhampiri adalah tempat kediaman-Mu, karena tak seorang pun dapat masuk ke dalamnya dan memahami sepenuhnya selain Engkau sendiri. Jika aku gagal melihat terang ini, itu jelas karena terang itu terlalu cemerlang bagiku. Namun melalui terang itu aku dapat melihat semua yang dapat kulihat, meskipun mataku lemah, tak mampu melihat matahari secara langsung, melihat semua sinar cahayanya.
Terang tempat di mana Engkau tinggal melampaui pengertianku. Terang itu begitu cemerlang sehingga aku tak dapat menahannya, aku tak dapat mengarahkan mata budiku ke arah terang itu terlalu lama. Aku terpesona oleh kecemerlangannya, kagum oleh kebesaran yang meliputi keluasannya, kagum oleh kelimpahannya.
O Terang yang tak terhampiri, O Kebenaran yang sempurna dan terberkati, betapa jauhnya Engkau dari aku, meskipun aku begitu dekat pada-Mu. Betapa jauhnya Engkau dari penglihatanku meskipun aku hadir bagi-Mu. Engkau ada di segala tempat dalam keseluruhan-Mu namun aku tak dapat melihat-Mu. Di dalam Engkau, aku bergerak dan ada namun aku tidak dapat mendekati-Mu, Engkau ada di dalam aku dan di sekelilingku namun aku tak dapat merasakan-Mu.
Ya Allah semoga aku mengenal dan mencintai-Mu sehingga aku dapat menemukan kebahagiaanku di dalam-Mu. Jika aku tidak dapat melakukan ini sepenuhnya dalam hidup ini, biarlah aku maju sedikit demi sedikit setiap hari, sampai akhirnya pengenalan, kasih dan kebahagiaan itu datang padaku sepenuhnya. Sementara aku di dunia ini biarlah aku belajar untuk lebih mengenal-Mu dengan lebih baik sehingga di surga nanti aku dapat mengenal-Mu sepenuhnya. Lalu di dunia ini aku akan memiliki kebahagiaan yang besar dalam harapan, dan di surga nanti kebahagiaan sempurna akan memenuhi harapanku.
O Tuhan melalui Putra-Mu, Engkau menasehati kami untuk meminta dan Engkau berjanji bahwa Engkau akan mendengarkannya sehingga kegembiraan kami menjadi sempurna. Tuhan melalui Pengantara-Mu yang mengagumkan aku mengajukan permohonan ini. Berilah aku apa yang Kau janjikan untuk memberi melalui Kebenaran-Mu. Engkau adalah Allah yang setia, semoga aku menerima apa yang kumohon, sehingga kegembiraanku menjadi sempurna.
Sementara itu, semoga harapanku ada dalam pikiranku dan dalam lidahku, semoga hatiku dipenuhi dengan itu, suaraku berbicara tentang itu, semoga jiwaku lapar akan itu, tubuhku haus akan itu, seluruh keberadaanku merindukan itu, sampai aku masuk dalam kegembiraan Tuhan, Dia yang adalah Tritunggal Yang maha kudus dan terberkati selama-lamanya. Amin.
Anselmus lahir di Aosta, Italia pada tahun 1033. Cukup lama ia hidup sebagai imam dan petapa Benediktin di Biara Bec, Normandia. Pada usia 45 tahun, ia terpilih sebagai Abas dan kemudian menjadi Uskup di Canterbury, Inggris, sejak tahun 1093. Anselmus sangat menonjol dalam bidang filsafat, teologi dan juga hidup asketis. Usahanya untuk semakin mengenal dan mencintai Allah melalui hidup asketis dan pencarian intelektual melahirkan gagasan tentang “Argumen ontologis” untuk membuktikan keberadaan Allah. Anselmus wafat pada tanggal 21 April 1109.