29 April 2023

Peringatan St. Katarina dari Siena

(Perawan dan Pujangga Gereja)


Aku telah melihat dan merasakan-Nya
 Pembacaan dari Dialog St. Katarina dari Siena tentang “Pewahyuan Ilahi”

 

Ya Tritunggal abadi, keilahian abadi!  Keilahian ini, kodrat ilahi-Mu, membuat darah Putra Tunggal-Mu sangat berharga.  Tritunggal abadi, Engkau bagaikan samudera yang dalam, di mana semakin aku mencari-Mu, semakin aku menemukan; dan semakin aku menemukan, semakin aku mencari-Mu.  Engkau memenuhi jiwa, entah bagaimana tanpa memuaskannya: di kedalaman diri-Mu Engkau begitu mengisi jiwa sehingga jiwa tetap selalu lapar dan haus akan Dikau dan menginginkan-Mu, berhasrat melihat dalam terang-Mu, Engkau yang adalah terang.

Dengan cahaya akal budiku, dalam terang-Mu aku telah melihat dan merasakan kedalaman diri-Mu, Tritunggal abadi, dan keindahan ciptaan-Mu.  Kemudian dengan memandang diriku sendiri dalam Engkau, aku telah melihat bahwa aku adalah gambar-Mu; ini adalah kurnia yang kuterima daripada-Mu dalam kekuatan-Mu, Bapa abadi dan dalam kebijaksanaan-Mu, yang dihubungkan dengan Putra Tunggal-Mu.  Roh Kudus yang menjadi penerus-Mu, ya Bapa dan penerus Putra-Mu menyiapkan aku, memberikan padaku kehendak untuk mencintai-Mu.

Tritunggal abadi, Engkau adalah Pencipta, dan aku makhluk ciptaan-Mu.  Sebagai ciptaan baru berkat darah Putra-Mu, aku akhirnya tahu, bahwa Engkau mencintai keindahan ciptaan-Mu.  Ya Tritunggal abadi, ya Allah, Engkaulah jurang yang amat dalam, samudera yang dalam; Engkau telah memberikan diri-Mu sendiri kepadaku.  Apakah ada sesuatu yang lebih besar yang dapat Kauberikan dari itu?

Engkaulah api, yang selalu menyala dan tak pernah habis, panas-Mu memakan habis segala cinta diri dari jiwa dan membawa pergi segala yang dingin.  Dengan terang-Mu, Engkau menerangi budi kami, sebagaimana terang-Mu telah membawaku mengenal kebenaran-Mu.  Dalam cahaya ini aku mengenal Engkau, dan aku mendambakan Engkau bagi diriku sendiri sebagai kebaikan tertinggi, kebaikan yang mengatasi segala kebaikan, kebaikan yang penuh rahmat, kebaikan yang tak dapat dimengerti, tak dapat dinilai, keindahan yang mengatasi segala keindahan, kebijaksanaan yang mengatasi segala kebijaksanaan.  Engkaulah kebijaksanaan itu sendiri.

Engkaulah makanan para malaikat, yang memberikan diri-Mu sendiri kepada umat manusia segala cinta kasih-Mu.  Engkaulah busana yang menutupi setiap ketelanjangan.  Engkau menyantapi yang lapar dalam kemanisan-Mu, sebab Engkau lembut tanpa noda kepahitan, ya Tritunggal abadi.

 


Katarina lahir di Siena, Italia pada tahun 1347.  Pada umur 15 tahun, ia bergabung dengan Ordo ketiga Santo Dominikus.  Selama hidupnya, Katarina beberapa kali menerima pengalaman mistik.  Misalnya, pada tahun 1366, ia mengalami “pernikahan mistik” dengan Kristus.  Pada waktu itu, Yesus datang kepadanya dan menyematkan sebentuk cincin di jari tangannya.  Kemudian pada tahun 1370, ia menerima penglihatan tentang neraka, api penyucian, dan surga.  Pada waktu itu, Gereja mengalami banyak masalah karena pertikaian yang dialami dengan kerajaan-kerajaan di Eropa.  Paus sendiri meninggalkan Roma dan tinggal di Avignon, Perancis, selama 70 tahun (1309-1378).  Katarina menulis surat kepada para raja dan ratu, serta menghadap para penguasa agar mereka mau berdamai dengan Gereja.  Ia juga meminta Paus Gregorius XI untuk meninggalkan Avignon dan kembali ke Roma untuk memimpin Gereja.  Paus pun mendengarkan nasihat Katarina dan melakukan apa yang menjadi permohonannya.  Pada tanggal 29 April 1380, Katarina wafat pada usia 33 tahun.  Ia dikanonisasi oleh Paus Pius II pada tahun 1461, dan pada tahun 1970 Paus Paulus VI mengangkatnya sebagai Pujangga Gereja.