24 Mei 2023

PEKAN VII PASKAH – RABU


Tentang perutusan Roh Kudus di dalam Gereja
Pembacaan dari Konstitusi Dogmatis LUMEN GENTIUM dari Konsili Vatikan II

 

Ketika karya, yang diserahkan oleh Bapa kepada Putra untuk dikerjakan di dunia telah selesai, Roh Kudus diutus pada hari Pentakosta, agar Ia menyucikan Gereja untuk selanjutnya.  Dengan jalan ini semua orang beriman dapat menghadap kepada Bapa melalui Kristus dalam Roh yang satu.  Itulah Roh kehidupan, sumber air yang memancar sampai ke hidup kekal.  Melalui Dia, Bapa memberikan hidup kepada manusia yang mati karena dosa, hingga akhirnya Ia menghidupkan mereka dalam Kristus sampai juga tubuhnya yang kena mati.

Roh bersemayam di dalam Gereja dan dalam hati orang beriman bagaikan di dalam kenisah.  Di dalam mereka Ia berdoa dan bersaksi atas kenyataan, bahwa mereka itu telah diangkat menjadi putra.  Roh Kudus memimpin Gereja dalam seluruh kebenaran dan mempersatukannya dalam kebersamaan dan pelayanan.  Ia memberikan kepadanya berbagai macam kurnia, hierarkis, dan karismatis kedua-duanya, serta menghiasnya dengan buah-buah rahmat.  Dengan kuasa Injil Ia memungkinkan Gereja dapat mempertahankan kesegaran masa mudanya, dan memimpin dia menuju kesatuan sempurna dengan Mempelainya.  Roh dan mempelai, keduanya berkata kepada Tuhan Yesus, “Datanglah!”

Jadi Gereja tampil sebagai umat yang dipersatukan dengan kesatuan Bapa, Putra dan Roh Kudus.  Seluruh tubuh umat beriman, yang mendapatkan pengurapan dari yang Kudus, tidak dapat sesat dalam hal iman.  Tanda khusus ini dibuktikan dalam penerimaan iman oleh seluruh umat, secara adikodrati, apabila mulai dari para uskup sampai pada orang beriman yang terakhir, semua menunjukkan persetujuannya, yang utuh menyeluruh mengenai hal iman serta hukum susila.

Dengan penerimaan iman ini, yang dibangkitkan dan dikuatkan oleh Roh kebenaran, umat Allah, dipimpin oleh kuasa suci untuk mengajar, dan umat taat kepada-Nya, menerima bukan hanya kata-kata manusia, melainkan nyata-nyata Sabda Allah, iman, yang telah diserahkan kepada para Kudus.  Umat tanpa dapat sesat berpegang pada imannya, menyelaminya semakin dalam dengan pemikiran yang benar dan menerapkannya pada hidup sehari-hari secara penuh.

Tidak hanya melalui sakramen dan pelayanan Gereja Roh Kudus menyucikan umat, menuntun dan memperkaya mereka dengan kekuatan-Nya.  Karena Ia memberikan kurnia menurut kehendak-Nya, maka Ia juga membagikan rahmat khusus di antara umat pada setiap tingkat.  Dengan kurnia-kurnia ini Ia membuat mereka siap dan sedia untuk melaksanakan berbagai macam tugas dan jabatan untuk pembaharuan Gereja, seperti ada tertulis: ”Pernyataan Roh diberikan kepada setiap orang untuk kemajuan.”

Apakah karisma-karisma ini memang istimewa atau lebih sederhana dan tersebar luas, semuanya harus diterima dengan ucapan syukur dan rasa terhibur, karena semuanya sesuai dan berguna bagi kepentingan-kepantingan Gereja.