PEKAN BIASA XXIV – RABU
Gembala yang baik: tidak mencari kepentingan sendiri,
melainkan kepentingan Kristus
Pembacaan dari khotbah St. Agustinus tentang para Gembala Umat
Saya telah menjelaskan, apa artinya makan dari susu domba. Sekarang marilah mengerti apa artinya berpakaian dengan bulu domba. Yang memberi susu itu memberi kehidupan; yang memberi bulu itu memberi kehormatan. Inilah dua hal yang dikejar oleh orang, yang mau mencari makan untuk diri sendiri, dan bukan untuk domba-dombanya: mendapat manfaat dari terpenuhinya kebutuhan mereka, dan kenikmatan dari kehormatan dan pujian yang diberi.
Benar, pakaian itu dapat diartikan kehormatan, karena menutupi ketelanjangan. Setiap orang itu tanpa kecuali adalah lemah. Dan apa keistimewaan orang, yang ditempatkan di atasmu? Tidakkah sama saja seperti kamu? Pemimpinmu mempunyai tubuh, ia makhluk fana; ia makan, ia tidur, ia bangun; ia dilahirkan dan akan mati. Kalau dipandang apa adanya, ia itu manusia belaka. Tetapi dengan memberikan kehormatan padanya, sesungguhnya kamu melengkapi kekurangannya.
Pikirkanlah pakaian apa yang diterima Paulus dari umat Allah yang baik itu. Ia mengatakan: “Kamu menerima aku sebagai malaikat Tuhan. Aku memberi kesaksian, bahwa seandainya dapat, kamu bahkan rela mencungkil matamu untuk kamu berikan kepadaku.” Betapa besar kehormatan yang mereka berikan kepada Paulus! Tetapi, apakah karena telah menerima kehormatan itu, Paulus lalu membiarkan mereka yang sesat, karena takut kalau-kalau kehormatan akan berkurang, atau jangan-jangan kurang dipuji, atau ditolak karena ia mempersalahkan mereka? Sama sekali tidak! Seandainya ia berbuat begitu, ia termasuk golongan mereka, yang mencari makan untuk diri sendiri, tidak untuk domba-domba. Ia bahkan dapat berkata pada dirinya, “Ah, masa bodoh! Biar setiap orang berbuat sesuka hati; penghidupanku sudah terjamin, kehormatan pun terjamin! Susu dan bulu aku kecukupan! Biarlah setiap orang memilih jalan sendiri!” Jika setiap orang dibiarkan memilih jalan sendiri, benarkah bahwa segalanya aman bagimu? Aku tidak mau menjadikan kamu sebagai pemimpin umat! melainkan satu di antara umat. Dan bagimu berlaku sabda ini, “Jika satu anggota menderita, semua anggota ikut menderita.”
Ketika Rasul mengenang kembali, bagaimana jemaat memperlakukan dia, ia tidak ingin melupakan kehormatan yang diberikan kepadanya, Maka ia memberi kesaksian, bahwa mereka menerima dia sebagai malaikat Allah, bahkan mereka sanggup – bila mungkin – mencungkil mata sendiri untuk diberikan kepadanya. Tetapi bersamaan dengan itu juga, ia mendatangi domba-domba yang sakit dan berpenyakit; untuk memotong luka untuk menyembuhkannya, dan tidak membiarkan dagingnya membusuk.
“Jadi”, katanya “apakah aku dengan demikian menjadi musuhmu, karena aku mewartakan kebenaran?” Perhatikanlah: Paulus memang mengambil susu domba, seperti kusebutkan di atas, dan juga berpakaian dengan bulunya, tetapi ia tidak mengabaikan domba-dombanya. Ia tidak mencari kepentingannya sendiri, melainkan kepentingan Kristus.