19 September 2024

PEKAN BIASA XXIV – KAMIS


Jadilah teladan umat
Pembacaan dari Khotbah St. Agustinus tentang Para Gembala Umat

 

Setelah Tuhan menjelaskan, apa yang disukai oleh para gembala jahat itu, Ia juga membicarakan, apa yang mereka lalaikan.  Kekurangan-kekurangan pada domba memang banyak.  Sedikit saja domba yang sehat dan gemuk, atau kuat, karena diberi makan kebenaran, dan menggunakan dengan baik tempat penggembalaan yang diberikan oleh Tuhan.  Tetapi bahkan domba demikian itu tidak dibiarkan hidup oleh gembala yang jahat.  Tidak cukup bagi mereka, untuk menelantarkan yang sakit dan yang lemah, yang sesat dan yang hilang.  Mereka masih juga mencoba membunuh yang kuat dan yang bagus.  Memang mereka ini tetap hidup! Ini, karena rahmat Tuhan! Tetapi sejauh menyangkut tanggung jawab para gembala jahat, mereka itu mati!

“Bagaimana mereka membunuh domba-domba itu?” Dengan hidup jahat, dengan memberi contoh buruk! Bukannya tanpa alasan kata-kata berikut ini ditujukan kepada hamba yang paling baik dari antara pengikut Sang Gembala Agung: “Jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik,” dan lagi, “Jadilah teladan bagi umat beriman” dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Sering kali, domba yang kuat pun, memperhatikan gembalanya yang tidak baik hidupnya.  Dan jika  dengan memandang tingkah laku gembala yang demikian, serta memalingkan pandangannya dari Hukum Tuhan, maka domba yang kuat itu akan mulai berkata di dalam hatinya, “Jika pemimpinku hidup seperti itu, siapakah yang dapat melarang aku ini  untuk tidak berbuat seperti dia?”  Begitulah gembala membunuh domba yang kuat! Kalau yang kuat saja dibunuhnya, apa yang akan dibuatnya dengan lain-lainnya? Lagipula, dengan tingkah lakunya yang jahat ia bahkan membunuh  domba yang  dilihatnya  kuat atau tegap,  yang bukan hasil dari pemeliharaannya sendiri.

Kalaupun domba-domba tetap hidup, bahkan kuat, dan jika kuat oleh sabda Tuhan dan berpegang pada yang mereka dengar dari Tuhan:  “Lakukanlah apa yang mereka katakan, tetapi janganlah berbuat seperti mereka”, namun demikian, Aku berkata kepadamu, saudara-saudaraku, para gembala yang terkasih, kalaupun keadaan kawanan demikian, seorang gembala yang hidup jahat di hadapan umat itu, membunuh orang-orang yang melihatnya.

Jadi janganlah ia menipu diri, dengan mengatakan bahwa domba itu tidak mati! Sekalipun domba masih hidup, tetapi pemimpin itu tetap pembunuh! Tak ubahnya seperti orang yang bergairah dengan nafsu melihat seorang wanita, dan menginginkannya.  Wanita itu memang tetap murni, tetapi pria itu berbuat zinah.  Sebab pengadilan Tuhan jelas dan benar: “Barangsiapa melihat wanita dengan nafsu mengingininya, ia sudah berbuat zinah di dalam hatinya.”  Ia memang tidak masuk ke dalam kamar tidur wanita itu, tetapi di bilik hatinya, ia sudah berkubang dalam nafsu.

Jadi setiap orang yang hidup jahat di hadapan orang-orang yang dipercayakan kepadanya, dia membunuh, bahkan juga yang kuat. Orang yang mengikuti dia, mati; yang tidak mengikuti dia tetap hidup.  Tetapi dari pihaknya ia membunuh kedua-duanya! “Kamu menyembelih yang gemuk,” sabda Tuhan, “tetapi kamu tidak menggembalakan domba-domba.”