MINGGU BIASA XXV
Orang Kristen yang lemah
Pembacaan dari Khotbah St. Agustinus tentang Para Gembala Umat
“Yang lemah tidak kamu kuatkan”, Sabda Tuhan. Ia berbicara kepada para gembala jahat, gembala palsu, yakni mereka yang mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus. Mereka hanya senang mendapatkan susu dan bulu domba, tetapi sama sekali tidak mempedulikan domba; mereka tidak menyembuhkan yang sakit. Domba yang lemah itu dapat berarti kurang kuat; yang sakit berarti tidak sehat; keduanya berbeda! – sekurang-kurangnya menurut pengamatan saya! –
Mungkin orang yang lebih ahli dapat menegaskan perbedaan itu dengan lebih baik; tetapi sementara ini kukatakan pendapatku berdasarkan Sabda Kitab Suci: Kita harus memprihatinkan yang lemah, jangan sampai ia diserang pencobaan dan gugur. Sedangkan yang sakit berarti memang sudah kurang sehat karena keinginan jahat; dan terhambat oleh keinginan jahat itu untuk maju di jalan Tuhan atau tunduk di bawah beban Kristus.
Coba perhatikan! Ada orang yang ingin hidup baik, yang sudah memutuskan untuk hidup baik, namun tidak mampu untuk menderita, meskipun mereka siap untuk berbuat baik. Kekuatan Kristiani tidak hanya mencakup melakukan yang baik, tetapi juga menanggung apa yang jahat. Jadi mereka yang nampak bergairah dalam berbuat baik, tetapi segan atau tidak mampu menanggung penderitaan yang menimpa dirinya, mereka itulah yang lemah.
Di samping mereka, ada juga orang yang mencintai dunia karena keinginan jahat, dan menarik diri dari pekerjaan baik; mereka itulah yang terbaring sakit. Karena sakitnya itu, mereka kurang kuat, tidak sanggup melakukan pekerjaan baik. Demikianlah jiwa orang itu dapat diibaratkan si lumpuh! Ketika orang-orang yang mengusungnya tidak dapat membawanya kepada Tuhan, mereka membuka atap dan menurunkannya sampai ke kaki Tuhan.
Ini menggambarkan, bagaimana kamu harus sedia untuk membuka atap dan menurunkan jiwamu yang lumpuh sampai ke hadapan Tuhan. Jiwamu lumpuh, anggota-anggota badanmu tak terkuasai, kosong, tanpa perbuatan baik apa pun, dibebani oleh dosa, dan lemah oleh penyakit yang disebabkan oleh keinginan jahat. Jika semua anggota tubuhmu tidak kamu kuasai, dan kamu menderita kelumpuhan dalam batinmu, kamu tidak dapat pergi ke dokter, maka bukalah atap dan turunkanlah jiwamu yang lumpuh itu, untuk bertemu dengan Sang Dokter; Dia memang tidak kelihatan, mungkin sedang di dalam rumahnya, tetapi Ia sungguh ada di dalam rumah hatimu, yakni: makna sejati Sabda Ilahi yang tersembunyi.
Jika kamu tidak berbuat demikian dengan jiwamu, dan lalai untuk melakukan itu, kamu akan dituduh dengan sabda ini, “Yang sakit tidak kamu sembuhkan; yang lumpuh tidak kamu bebat.” Hal ini sudah kubicarakan. Orang dikatakan lumpuh, akibat ketakutan akan godaan-godaan yang hebat. Tetapi ada penghiburan yang akan meluruskan yang patah, yaitu kata-kata ini: “Tuhan itu setia, dan Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melebihi kekuatanmu, tetapi dengan pencobaan Ia juga akan memberi kamu jalan keluar, hingga kamu dapat menanggungnya.”