PEKAN BIASA XXXIV – SELASA
Kamu akan datang kepada sumber, dan akan melihat terang itu sendiri
Pembacaan dari homili St. Agustinus tentang Injil Yohanes
Kita, orang-orang Kristiani adalah terang, kalau dibandingkan dengan orang tak beriman. Itulah sebabnya, maka Paulus berkata, “Dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.” Di tempat lain ia berkata, “Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Hendaklah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari.”
Dari Rasul Petrus kamu dapat mendengar, bahwa hari-hari kehidupan kita masih malam, dibandingkan dengan terang yang akan kita masuki. Sebab Ia berkata, bahwa ada suara yang disampaikan kepada Kristus Tuhan dari Kemuliaan Agung, yang berkata, “Engkaulah Putra-Ku Terkasih, yang berkenan kepada-Ku.” Suara itu, katanya, kami dengar datang dari surga, ketika kami berada bersama Dia di atas Gunung Suci.
Akan tetapi, karena kita tidak ada di sana dan tidak mendengar suara yang dari surga, maka Petrus sendiri berkata kepada kita, “Kita diteguhkan oleh sabda para nabi, yang baik kamu perhatikan seperti pelita yang bercahaya di tempat gelap, sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit di dalam hatimu.”
Maka jika Tuhan kita Yesus Kristus datang, dan seperti dikatakan juga oleh Rasul Paulus, “menerangi apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan membuka isi hati setiap orang, maka setiap orang akan mendapat pujian dari Tuhan”. Kemudian, bila hari itu tiba, pelita-pelita tidak akan diperlukan lagi; dan kita tidak perlu lagi bacaan dari para nabi. Surat-surat Paulus tidak dibuka lagi. Kesaksian Yohanes tidak kita perlukan lagi. Bahkan Injil pun tidak. Seluruh Kitab Suci akan disisihkan, meskipun dalam kegelapan masa sekarang ini masih bersinar bagaikan pelita bagi kita, agar kita tidak tinggal dalam kegelapan.
Kalau begitu, apa yang akan kita lihat, kalau semua terang itu diambil, untuk membuktikan bahwa kita tidak memerlukan terang mereka lagi? Apa yang akan kita lihat, apabila orang-orang utusan Allah, yang membawakan terang tadi, bersama kita melihat terang sejati bercahaya? Apa yang akan kita lihat kalau semua itu disingkirkan? Pikiran kita akan diberi makanan apa? Mata kita akan bersukacita karena apa? Di mana kita akan menerima kegembiraan, yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, belum pernah terlintas dalam hati manusia?
Aku mohon kepadamu, bersatulah dengan aku dalam cinta, berlarilah bersamaku dalam iman. Marilah kita merindukan tanah air surgawi: berkeluh kesah demi kediaman surgawi. Hendaklah kita sungguh-sungguh menyadari bahwa kita ini orang asing di dunia ini. Lalu apa yang akan kita lihat? Sekarang biarkanlah Injil mengatakannya: “Pada mulanya adalah Sabda; Sabda itu bersama dengan Allah, dan Sabda itu adalah Allah.”
Kamu akan datang ke sumber air yang percikannya telah membasahi kamu. Daripada berkas cahaya yang disampaikan melalui jalan-jalan yang berbelit-belit dan berputar-putar ke dalam inti kegelapanmu, kamu akan melihat cahaya itu sendiri dalam segala kemurnian dan kecemerlangannya. Demikianlah kamu akan melihat dan mengalami cahaya ini yang sekarang memurnikan kamu. Yohanes sendiri berkata, “Saudara terkasih, kita ini anak-anak Allah; sekarang belum nampak, bagaimana nanti bakal keadaan kita; namun kita tahu, bahwa apabila nanti sudah nampak, kita akan sama seperti Dia, karena kita melihat Dia, seperti Dia adanya.”
Saya merasa, bahwa perasaanmu membubung, terangkat bersama perasaanku ke arah surga tinggi, tetapi “tubuh yang dapat binasa, memberatkan jiwa, dan kediaman duniawi ini membebani akal budi.” Sekarang aku akan menyingkirkan buku ini, dan kamu akan pergi kepada urusan masing-masing. Baiklah bagi kita untuk bersama menikmati cahaya yang sama, baik bahwa kita bersukacita, baik bahwa kita senang bersama. Tetapi kalau kita saling berpisah,”janganlah kita berpisah dari Allah.”