7 Juni 2022

PEKAN BIASA X – SELASA


Keinginan duniawiku sudah disalibkan
Pembacaan dari Surat Santo Ignatius* dari Antiokhia kepada Jemaat di Roma

 

Kesenangan-kesenangan di bumi ini dan semua kerajaan dunia tidak ada gunanya bagiku.  Aku lebih suka mati dalam Kristus Yesus daripada memerintah seluruh dunia.  Aku hanya mencari Dia yang telah mati untuk kita dan merindukan Dia yang bangkit kembali untuk kita!  Aku berada dalam pergolakan untuk dilahirkan kembali.  Sakit bersalin yang kualami!  Sabarlah terhadapku, saudara-saudaraku, jangan menutup aku dari kehidupan, jangan mengharapkan aku lahir mati.  Aku hanya ingin menjadi milik Tuhan; janganlah menyerahkan aku kepada dunia lagi dan jangan pula merayuku dengan hal-hal yang fana.  Biarkanlah aku melihat terang murni yang tak ternodai.

Bila ada seseorang di antaramu yang memiliki Tuhan di dalam dirinya, hendaknya ia mengerti akan kerinduanku dan bersimpati untukku karena mengetahui  kekuatan apa yang mendorongku.  Penguasa dunia ini akan merebut aku dan meruntuhkan niatku untuk menuju Allah.  Maka aku mohon, janganlah ada di antara kamu yang akan hadir di sana membantu penguasa dunia itu.  Berpihaklah kepadaku, yaitu  berpihaklah pada Allah.  Janganlah kamu membawa Yesus Kristus di bibirmu, dan menyimpan dunia di dalam hatimu!  Janganlah memberi tempat kepada pikiran-pikiran dendam atas nasibku.  Malahan seandainya aku datang pada kalian secara pribadi dan mohon bantuan, janganlah kalian menuruti permintaanku!  Jangan!  Sebaliknya, hendaklah kalian berpegang pada apa yang aku tulis ini.  Sebab aku menulis kepada kalian saat aku masih hidup, namun aku merindukan kematian dengan gairah seorang kekasih.  Keinginan-keinginan duniawiku sudah disalibkan!  Tidak ada lagi cinta akan hal-hal fana yang membakar dalam diriku.  Hanya gemercik air hidup berbisik dalam diriku, ‘Datanglah kepada Bapa.

Aku sudah tidak lagi menyukai makanan yang dapat binasa, atau kesenangan-kesenangan hidup ini.  Aku lapar akan roti Allah, yaitu daging Yesus Kristus, yang adalah keturunan Daud.  Aku ingin minum darah-Nya, yaitu cinta kasih-Nya yang abadi.  Aku tidak ingin lagi untuk hidup.  Segala keinginanku ini akan terpenuhi jika kalian menginginkannya.  Maka dambakanlah itu, agar kalian juga berkenan pada Allah.  Dengan beberapa kata ini  aku mohon agar kalian percaya padaku.  Yesus Kristus akan menjelaskan kepadamu, kebenaran dari apa yang kusampaikan ini.  Dialah suara yang setia yang menyampaikan kata-kata kebenaran Bapa.

Doakanlah aku, agar aku dapat mencapai tujuan yang kuinginkan.  Sebab, aku menulis kepada kalian tidak didorong oleh perasaan dan nilai-nilai manusiawi belaka, melainkan aku menyuarakan pikiran Allah.  Penderitaanku akan menjadi bukti niat baik kalian, penolakanku, bukti ketidaksukaan kalian.  Kenangkanlah Gereja Syria dalam doa-doa kalian: sekarang Allahlah yang menjadi gembalanya, menggantikan aku, dan hanya Yesus Kristus yang akan mengawasinya dengan cinta kasih kalian.  Dari pihakku, aku merasa malu karena terhitung salah satu dari anggotanya, padahal aku tidak pantas menerimanya, sebab aku yang paling hina, bagaikan janin yang lahir sebelum waktunya.  Hanya kalau aku berhasil mencapai hadirat Tuhan, karena rahmat belas kasih-Nya, aku akan menjadi seseorang yang bernilai.

Aku memberi salam kepadamu dari lubuk hatiku.  Juga  salam dari Gereja-gereja, yang menerima aku dalam kasih, bukan hanya sebagai tamu yang lewat dalam perjalanan, tetapi dalam nama Yesus Kristus; ya, bahkan dari Gereja-gereja yang tidak aku lewati, yang datang pula untuk menemani aku dari kota ke kota.

 


* Uskup kedua sesudah St. Petrus di Gereja Antiokhia, pusat agama Kristen waktu itu.  † 110.  Pada masa penganiayaan Gereja, ia ditangkap, dijatuhi hukuman mati, dan dikirim ke Roma untuk menjadi mangsa binatang buas.  Dalam perjalanan ini ia menulis tujuh surat kepada berbagai Gereja, yang menunjukkan betapa besar perhatian dan keprihatinannya kepada jemaat-jemaat.