Komunitas

Rubiah Cisterciencis
mencari Allah dan mengikuti Kristus
di bawah suatu Peraturan dan seorang Abdis
dalam suatu Komunitas tetap,
yang merupakan Sekolah Kasih Persaudaraan.

Dengan saling menanggung beban,
mereka memenuhi Hukum Kristus

Para saudari akan berbahagia dan bertekun
dalam hidup yang sederhana, tersembunyi dan berat
jika mereka tidak mengutamakan sesuatu pun melebihi Kristus.

Semoga Ia mengantar semua bersama ke hidup kekal.

(Konstitusi OCSO K.3)

Pada saat ini, komunitas kami terdiri dari 39 orang, yang dikumpulkan Allah dari berbagai daerah dan latar belakang ke dalam klausura pertapaan di lereng Gunung Merbabu yang sunyi, sebagai ‘home’ tempat kami belajar menghayati panggilan Allah dengan mendalam kasih dan iman melalui hidup bersama dalam doa, kerja, ibadat – membawa situasi dunia dan seluruh umat manusia dengan permasalahan, penderitaan dan sukacitanya, menjadi suatu undangan untuk bertobat terus-menerus, mulai dari diri kami sendiri.

Sebagaimana panggilan dasariah setiap orang Kristiani, hidup kami adalah mengarahkan diri kepada Allah untuk masuk ke kedalaman hati dan bertemu dengan-Nya di dalam diri sendiri dan sesama kami, sekaligus untuk mengenali dosa egoisme dan kesombongan yang melawan kasih kepada Allah dan sesama.  Menjadi gerakan berdoa dan bertobat, di dalam dan melalui dinamika hidup bersama yang sangat intens di komunitas, kami terlibat secara mendalam sebagai bagian inti – jantung Gereja lokal dan universal.  Kami belajar menyangkal diri untuk mengikuti Yesus secara konkrit: untuk dicintai oleh-Nya dan mencintai-Nya dalam diri setiap saudari dan semua orang, sebagaimana Yesus telah memberi Diri-Nya sampai mati demi Kasih kepada seluruh dunia.

Hidup monastik kami berbentuk senobit (dari kata Yunani: koinos – bersama, bios – hidup, dalam latin menjadi: cenobium), berdasarkan Peraturan St. Benediktus dan di bawah seorang Abdis, pemimpin yang kami imani sebagai wakil Kristus, menurut karisma Cisterciencis.  Panggilan hidup monastik kami hayati dalam stabilitas – kesetiaan sampai kesudahan bersama saudari-saudari ini, di tempat ini sepanjang hidup kami – menjadi kesaksian bahwa hidup bersama dengan berbagai perbedaan adalah mungkin karena kasih setia Tuhan yang membuat kami berada dalam komunio dengan semua orang; juga dengan menjadi bagian dari masyarakat sekitar kami, berakar dalam sejarah hidup bersama mereka dengan segala situasi dan perjuangannya.  Untuk itulah setiap pertapaan dan komunitas Ordo kami disebut juga dengan nama dimana kami berada.

Inilah kerasulan kami yang tersembunyi: berdenyut dengan doa – relasi terus-menerus dengan Yesus, sebagai pengabdian yang mengalirkan semangat dan kekuatan yang membimbing Gereja dan seluruh umat manusia untuk senantiasa kembali berfokus kepada Yesus, satu-satunya Penyelamat.

Hanya rahmat dan kerahiman-Nya yang memungkinkan kami bertekun dalam kegembiraan bertobat bersama, bergembira dalam saling menanggung beban penderitaan karena dosa, dengan keyakinan pasti akan Penebusan Yesus Kristus.  Bagian kami adalah menanggapi undangan Kasih itu dalam kebebasan, menerima Kasih itu dalam pengalaman pengampunan yang menyatukan kami sebagai anak-anak Bapa, saling membawa kelemahan, keterbatasan, kesusahan kecil sehari-hari yang disatukan bersama kurban Kristus dalam misteri Paskah-Nya, agar rahmat yang kami terima mengalir dan kehendak Tuhan bagi umat manusia terjadi: keselamatan jiwa-jiwa.