Tapak Sejarah

Pada hari Minggu Palma, 12 April 1987, kelompok pendiri pertapaan kami memulai hidup regular di Gedono.

Pada 31 Mei 1988, Pesta Pelindung Gedono, Pertapaan diresmikan oleh Bapa Kardinal Justinus Darmoyuwono, sebagai biara dengan status fundasi Vitorchiano, bagian dari Keuskupan Agung Semarang; dan diakui keberadaannya oleh pihak pemerintah (Bupati Kabupaten Semarang).

Pembangunan Gereja dimulai dengan peletakan batu pertama pada 23 Januari 1990 dan selesai pada tanggal 21 Agustus 1991.

Pada 27 Agustus 1991, Gereja diberkati oleh Mgr. Julius Darmaatmadja, Uskup Agung Semarang saat itu. 
Selanjutnya ditetapkan 31 Agustus sebagai hari pemberkatan Gereja Gedono. 

Komunitas bertambah besar dan hidup Cisterciensis mulai berakar di Gedono, di Keuskupan Agung Semarang.  Maka pada tanggal 26 Januari 1994, HR Para Pendiri Ordo kami, pertapaan diangkat menjadi keprioran mandiri.  Dan komunitas memilih Sr. Martha Driscoll sebagai Ibu Priorin.

Komunitas terus berkembang hingga menjadi Keabdisan pada 26 Januari 2000 dan komunitas memilih Sr. Martha Driscoll sebagai Ibu Abdis. Pemberkatan Abdis dalam Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Uskup Agung Semarang saat itu: Mgr. Ignatius Suharyo pada Pesta Bunda Maria dari Lourdes, 11 Februari 2000.

Pada 12 Mei 2012, kami merayakan 25 tahun keberadaan kami dengan Perayaan Ekaristi meriah yang dipimpin oleh Mgr. Yohanes Pujosumarto (alm), bersama banyak teman dan kenalan yang ikut bersyukur dan berbahagia.

Pada 4 Juli 2012, juga  diadakan pesta syukuran bersama penduduk sekitar yang dihadiri oleh lebih dari 1000 orang, dengan acara yang mereka rencanakan sendiri.

Selama tahun 2018, secara bertahap dilaksanakan renovasi gereja: khususnya jendela-jendela kaca dan batu altar; juga beberapa kerja lainnya, terutama di bidang Liturgi, sebagai persiapan untuk Upacara Dedikasi Gereja.

Pada 26 Januari 2019 – Stabilitas Gedono dikokohkan secara permanen melalui Dedikasi Gereja Gedono dalam Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko. Tahap-tahap pengudusan dalam upacara agung ini penuh simbol dan sangat kaya dalam makna; karena yang dikuduskan bukan hanya ruang doa (gereja), melainkan lebih-lebih para penghuni pertapaan, yang 7 kali sehari beribadat di tempat ini, dan tinggal di pertapaan seumur hidup.

Para rubiah di pertapaan ini adalah batu-batu hidup, yang dibangun di atas dasar batu karang, Kristus, dan mempersembahkan hidup dalam kesatuan dengan kurban Kristus di Salib demi keselamatan dunia dan seluruh umat manusia.

Dedikasi Gereja Gedono kami peringati pada hari minggu terakhir di bulan Agustus.

Pada 1 September 2019, Sr. Martha Driscoll yang telah mencapai usia 75 tahun mengakhiri pelayanan keabdisannya, setelah mengajukan permohonan peletakan jabatan seturut Konstitusi Ordo kami, dan Abas Jendral OCSO menyetujui permohonan tersebut.

Sebagai penerusnya, komunitas memilih Sr. Cornelia sebagai Abdis pada 29 September 2019.  Pemberkatan Abdis dalam Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko, pada 26 Oktober 2019.

Tapak-Tapak Sejarah
Perjalanan Komunitas Gedono
1987
Permulaan Hidup Regular
1987
1988
Peresmian Pertapaan
1990
Peletakan Batu Pertama Gereja
1990-1991
Pembangunan Gereja
1991
Pemberkatan Altar
1991
Pemberkatan Gereja
1994
Pertapaan Mandiri
2000
Pemberkatan Abdis
2012
Pesta Perak
2019
Dedikasi Gereja Gedono
2019
Pengurapan Salib
2019
Pemberkatan
Ibu Abdis Cornelia
2019
Transmisi Keibuan
Previous slide
Next slide