18 Juni 2022

PEKAN BIASA XI – SABTU


Kita harus berdoa dengan perkataan dan perbuatan
Pembacaan dari Uraian Santo Siprianus* tentang Doa Bapa Kami

 

Saudara-saudara terkasih, tidak mengherankan bahwa Doa Bapa Kami sungguh adalah doa Tuhan.  Dalam doa ini Tuhan mengajar kita merangkum semua doa kita dalam sedikit kata yang menyelamatkan.  Ketika Sabda Allah, Tuhan kita Yesus Kristus, datang untuk semua manusia, Ia menghimpun mereka, baik yang terpelajar maupun yang tak terpelajar, dan menetapkan hukum keselamatan bagi setiap pria dan wanita dan setiap umur.  Selain itu Ia juga menyusun ringkasan lengkap tentang hukum ini, agar mereka yang sedang belajar tentang jalan menuju surga dapat mengingatnya dengan mudah dan dapat menangkap dengan cepat apa yang diperlukan untuk pertumbuhan iman yang sederhana.

Maka dalam ajaran-Nya tentang kehidupan kekal, Ia merumuskan rahasia kehidupan dengan singkat dan mengagumkan: ‘Inilah hidup kekal, yakni mengenal Allah yang satu serta benar, dan mengenal Yesus Kristus, yang Dia utus.  Juga diringkas-Nya perintah-perintah yang paling utama dan lebih penting dari Taurat dan kitab para nabi, demikian: ‘Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan itu Allahmu, Tuhan itu esa !’ — ‘Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu.  Inilah yang pertama!  Dan yang kedua tidak berbeda: ‘Engkau harus mencintai sesamamu seperti dirimu sendiri!  Atas kedua perintah inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan Kitab para nabi.’

Tuhan mengajar kita berdoa tidak hanya dengan perkataan, tetapi juga dengan perbuatan!  Ia sendiri kerap kali berdoa dan menyepi, dan dengan teladan-Nya Ia menunjukkan apa yang harus kita perbuat, seperti tertulis, ‘Ia mengundurkan diri ke tempat sepi dan berdoa.’ dan lagi, ‘Ia pergi ke gunung untuk berdoa; sepanjang malam Ia berkanjang dalam doa kepada Allah.’  Tuhan berdoa dan berlaku sebagai pengantara, tidak untuk diri-Nya sendiri, — sebab mau minta apa orang yang tak berdosa itu untuk dirinya sendiri? — tetapi untuk dosa-dosa kita.  Seperti dinyatakan dalam kata-kata-Nya kepada Petrus, ‘Lihat, Iblis telah siap menampi kamu seperti gandum! Tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur.’  Lalu Ia berdoa kepada Bapa untuk semua, ‘….bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pewartaan mereka, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga ada di dalam kita.’

Alangkah besar dan penuh kasih perhatian Tuhan bagi keselamatan kita: Ia tidak hanya menumpahkan darah-Nya bagi kita, tetapi Ia juga berdoa untuk kita.  Perhatikanlah apa yang diharapkan-Nya bagi kita: Ia berdoa, agar seperti Bapa dan Putra adalah satu, kita juga bersatu di dalam Mereka.

 


* Tahun 185 – 253.  Pujangga Gereja dan teolog unggul pada masanya; Direktur Sekolah Kateketik di Aleksandria; seorang ekseget dan ahli Kitab Suci yang sangat kritis; pembela ajaran Gereja, dan juga seorang ahli filsafat.