17 Juli 2022

MINGGU BIASA XVI


Hiduplah secara sungguh Kristiani.
Jangan sekedar menyandang nama Kristen.
Permulaan Surat Santo Ignasius dari Antiokhia kepada Jemaat di Magnesia

 

Dari Ignasius, yang nama lainnya Theophorus.  Kepada umat di Magnesia di tepi sungai Meander, jemaat yang diberkati oleh rahmat Allah Bapa dalam Kristus Yesus Juruselamat kita; dalam Dia aku mengirim salam ini: Salam bahagia padamu, dalam Allah Bapa dan dalam  Yesus Kristus!

Aku mendengar tentang kehidupanmu yang berdisiplin dan berbakti menurut ajaran cinta kasih Kristiani.  Mendengar itu, aku menjadi begitu gembira, hingga aku memutuskan untuk menulis beberapa patah kata kepadamu dalam iman akan Yesus Kristus.  Dalam keadaan terbelenggu, dengan menyandang nama yang luhur ini, aku menyanyikan lagu pujian bagi jemaat-jemaat.  Aku berdoa agar mereka bersatu dengan tubuh dan roh Yesus Kristus, yang adalah hidup abadi kita.  Semoga mereka bersatu dalam iman, dan satu dalam kasih yang mengatasi keutamaan-keutamaan lainnya.  Dan lebih dari itu semua: semoga mereka bersatu dengan Yesus dan Bapa; karena hanya dengan bertahan dalam Dialah jemaat dapat mengalahkan kuasa-kuasa dunia ini; dan terlepas dari genggamannya, kita dapat sampai ke hadapan hadirat Allah.

Aku mendapat kehormatan boleh sebentar menjumpai kalian dalam pribadi Damas, uskupmu, pria Allah, dan dua diantara para klerusnya, yakni Bassus yang terpuji, serta Apollonius.  Dan juga rekan hambaku Diakon Zotion.  Aku bahagia karena dia; ia taat kepada uskupnya, sebagai ketaatan kepada rahmat Allah, dan kepada para klerus sebagai ketaatan kepada hukum Yesus Kristus.

Bagi kalian, yang paling penting ialah: jangan meremehkan usia muda uskupmu, tetapi hormatilah dia demi kuasa yang telah diberikan Allah Bapa kepadanya.  Aku mendengar, bahwa demikianlah yang dibuat oleh para klerus yang kudus itu; mereka tidak pernah menganggap rendah usia muda yang memikul jabatan uskup itu, melainkan mereka justru mengutamakan kenyataannya sebagai hamba Allah yang bijaksana.  Jadi, yang mereka pandang bukanlah dia, melainkan Bapa dari Uskup Agung kita semua, yang adalah Yesus Kristus.  Maka demi hormat akan Dia yang mengasihi kita, selayaknya kamu menunjukkan ketaatan yang tulus, dan bukan hanya secara lahiriah saja; bukan kepada uskup tertentu, yang kelihatan menarik di hadapan kita, tetapi kepada Dia yang tidak kelihatan; dan dalam hal ini bukanlah daging dan darah yang menentukan sikap kita, melainkan Allah yang tahu akan segala rahasia kita.

Kesimpulannya, tidak cukup kita sekedar menyandang nama Kristiani, tetapi kita harus benar-benar hidup secara Kristiani; jangan seperti sementara orang, yang mengakui uskupnya hanya di bibir, sedangkan dalam perbuatannya tidak mengindahkan dia.  Saya tidak tahu, bagaimana orang semacam itu dapat bertindak dengan hati nurani yang bersih, sebab pertemuan-pertemuan yang mereka lakukan, tidak mengungkapkan pengakuan atas kewibawaan yang sah.

Segala sesuatu harus berakhir, dan hanya ada dua kemungkinan bagi kita, yaitu hidup atau mati; kita masing-masing harus sampai di tempat tertentu.  Katakan, ada dua macam mata uang yang sedang beredar, mata uang Tuhan dan mata uang dunia, masing-masing dengan meterai yang khusus.  Orang yang tidak beriman membawa meterai dunia, sedangkan orang beriman yang setia dalam kasih membawa meterai Allah Bapa, dengan perantaraan Yesus Kristus.  Hidup-Nya ada di dalam kita, hanya jika kita siap dan rela mati dalam konformitas dengan sengsara-Nya.