PEKAN BIASA XX – SELASA
Dipersiapkan oleh Yang Mahatinggi,
diperlambangkan oleh para leluhur
Pembacaan dari Homili Santo Bernardus tentang Kemuliaan Perawan Maria
Sudah sepantasnya bahwa Allah dilahirkan hanya dari seorang Perawan; dan juga sudah sepantasnya bahwa Sang Perawan melahirkan hanya Allah saja. Maka Pencipta manusia, supaya Ia dilahirkan dari seorang manusia untuk menjadi manusia, harus memilih dari antara semua manusia, bahkan menciptakan dan mengangkat sebagai ibu-Nya seorang perempuan yang layak bagi diri-Nya dan yang berkenan kepada-Nya. Oleh karena itu, Allah memilih seorang perawan tanpa noda; agar dari padanya Ia sendiri akan dilahirkan tanpa noda, untuk menghapuskan dosa-dosa semua orang.
Ia memilih perawan yang rendah hati; dari dialah Ia ingin dilahirkan, lemah lembut dan rendah hati, untuk dapat menunjukkan di dalam diri-Nya teladan keutamaan-keutamaan ini yang sangat diperlukan bagi semua manusia, agar diselamatkan. Maka Ia mengurniakan kelahiran Putra kepada Sang Perawan, setelah mengilhamkan kaul keperawanan kepadanya, dan menganugerahinya pahala kerendahan hati. Selanjutnya, bagaimana malaikat dapat menyapa perawan itu sebagai yang penuh rahmat, seandainya ia mempunyai kebaikan, walaupun hanya sedikit, yang tidak berasal dari rahmat? Maka, agar dia, yang harus mengandung dan melahirkan Yang Tersuci, suci murni tubuhnya, ia menerima kurnia keperawanan; dan agar dia juga suci secara spiritual, ia menerima kurnia kerendahan hati.
Dengan demikian, dihiasi dengan permata-permata keutamaan ini, Sang Perawan, cemerlang dengan kecantikan badan dan jiwanya, dan dikenal di surga karena semarak keindahannya. Sang Ratu Perawan menarik pandangan seluruh penghuni surga pada dirinya, maka ia membangkitkan hati Sang Raja untuk menginginkannya, dan dari surga tinggi Sang Raja mendatangkan utusan surgawi kepadanya.
‘Malaikat itu’, menurut Kitab Suci, ‘diutus kepada seorang perawan.’ Ia sungguh perawan dalam tubuhnya; perawan dalam hatinya; perawan menurut panggilan khususnya; perawan seperti digambarkan oleh rasul: kudus dalam jiwa dan raga; bukan baru direncanakan, bukan pula secara kebetulan, tetapi dia dipilih sejak semula, dari keabadian, direncanakan dan dipersiapkan oleh Yang Mahatinggi bagi diri-Nya; dijaga oleh para malaikat, diperlambangkan oleh para leluhur dan dijanjikan oleh para nabi.