18 Agustus 2022

PEKAN BIASA XX – KAMIS


Sekuntum bunga tumbuh dari akar Isai
Pembacaan dari ulasan Baldwinus dari Canterbury tentang Salam Malaikat

 

Salam malaikat yang kita ucapkan untuk memberi salam kepada Santa Perawan setiap hari dengan penuh bakti biasa kita tambah dengan  “dan terpujilah buah tubuhmu”.  Elisabetlah, yang setelah diberi salam oleh Santa Perawan, menambahkan kata-kata ini, seolah-olah mengulangi penutup dari salam malaikat, “Terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu.”  Inilah buah, yang disebutkan oleh Nabi Yesaya, “Pada waktu itu suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.”  Tunas itu akan tumbuh indah mulia, dan buah negeri itu menjadi kebanggaan dan kemuliaan bagi yang masih hidup di Israel.

Apakah arti buah ini selain Yang Kudus di Israel, Dia yang adalah benih Abraham, tunas Tuhan, dan bunga yang tumbuh dari taruk Isai, buah hidup yang ikut kita miliki?  Sungguh teberkatilah benih itu dan teberkatilah tunas, teberkatilah bunga; teberkatilah dalam tugasnya, teberkatilah dalam syukur dan pujian kita, Kristus benih Abraham, dijadikan oleh benih Daud menurut daging.

Dialah satu-satunya di antara manusia yang ditemukan sempurna dalam segala yang baik, yang diberi Roh bukan menurut ukuran apapun, tanpa batas, hingga Dia sendirilah yang dapat memenuhi semua kebenaran.  Kebenarannya mencukupi bagi semua manusia, sesuai dengan Kitab Suci, “Seperti bumi menumbuhkan tunas-tunasnya, seperti taman membuat biji bertumbuh, demikian juga Tuhan akan menumbuhkan kebenaran, dan kemuliaan di hadapan segala bangsa.”  Inilah tunas kebenaran, yang tumbuh karena berkat dan dihiasi dengan bunga kemuliaan. Kemuliaan apa?  Kemuliaan seagung yang dapat dibayangkan – bahkan sebegitu agung, hingga tak dapat dibayangkan.  Sebab bunga itu tumbuh dari akar Isai.  Setinggi mana?  Setinggi puncak yang dapat dicapai, sebab “Yesus Kristus ada dalam kemuliaan Allah Bapa”.  Keagungan-Nya luhur mengatasi langit, sehingga Ia menjadi tunas Tuhan dalam kesemarakan dan kemuliaan, dan buah dari bumi di surga tinggi.

Apa yang dihasilkan oleh buah ini bagi kita?  Apa lagi kalau bukan buah berkat dari buah yang teberkati?  Dari benih ini, dari tunas ini, dan bunga ini, tumbuhlah buah berkat; jangkauannya sampai kepada kita sendiri, pertama-tama sebagai benih, karena rahmat pengampunan; kemudian dalam tunas, karena pertumbuhan dalam kebenaran; akhirnya, seperti dalam bunga, karena harapan akan mencapai kemuliaan.  Sebab ia diberkati oleh Tuhan, dan di dalam Tuhan, yaitu hingga Tuhan dimuliakan dalam diri-Nya; Ia juga diberkati bagi kita, sehingga karena diberkati oleh-Nya kita dapat dimuliakan dalam Dia.  Karena janji, yang diberikan kepada Abraham, Allah memberikan padanya berkat bagi segala bangsa.