9 September 2022

PEKAN BIASA XXIII – JUMAT


Tanpa Gereja, Kristus tidak akan mengampuni
Pembacaan dari khotbah Beato Ishak dari Stella

 

Ada dua hal yang khusus wewenang Tuhan sendiri: hak menerima pengakuan dosa setiap orang, dan kuasa untuk mengampuni dosa.  Kita wajib mengakukan dosa kita kepada-Nya; dan dari Dia kita harus mengharapkan pengampunan.  Hanya Tuhan sendiri dapat mengampuni dosa; maka kita harus mengakukan dosa kita kepada-Nya.  Tetapi Yang Mahakuasa, Yang Mahatinggi, telah mengambil perempuan yang lemah dan rendah kedudukannya menjadi mempelai-Nya.  Ia telah mengangkat hamba sahaya itu menjadi permaisuri.  Ia telah memindahkannya dari tempat di belakang-Nya, yang ada di bawah kaki-Nya, untuk ditakhtakan di samping-Nya.  Ia itu lahir dari lambung-Nya; dan dari sana Ia mengambil dia sebagai mempelai-Nya.

Sebagaimana segala yang dimiliki oleh Bapa adalah milik Putra, dan semua milik Putra adalah milik Bapa, – karena menurut kodrat, mereka itu satu, – demikian juga Tuhan, sebagai pengantin pria memberikan segala milik-Nya kepada Gereja, mempelai-Nya dan semuanya menjadi milik bersama, sebab Ia telah membuat dia bersatu dengan diri-Nya dan dengan Bapa.  Untuk mempelai-Nya, Putra mohon kepada Bapa, ‘Aku ingin agar Engkau dan Aku adalah satu, begitu juga agar mereka menjadi satu dengan Kita.’  Jadi mempelai pria bersatu dengan Bapa, dan bersatu pula dengan mempelai-Nya, yakni Gereja.

Segala sesuatu yang ditemukan-Nya asing pada mempelai-Nya, diambil dan dipakukan-Nya pada salib.  Ia menanggung dosa-dosa sang mempelai di atas salib dan menghapuskannya.  Ia sendiri mengambil apa yang menjadi cacat kodrati mempelai-Nya, dan mengenakannya pada-Nya.  Sedangkan apa yang menjadi milik-Nya sebagai Allah, diberikan-Nya kepada mempelai-Nya.  Dihapuskannya apa yang berbau setan; sedangkan yang bersifat manusiawi diambil dan dikenakan-Nya; dan apa yang bersifat ilahi diberikan kepada mempelai-Nya.  Dengan demikian yang insani juga menjadi milik mempelai pria, dan yang ilahi juga menjadi milik mempelai wanita.

Maka meskipun tidak berbuat dosa dan tidak ada dusta di bibir-Nya, Ia dapat berkata, ‘Ampunilah aku, ya Tuhan, karena aku lemah.’  Demikian Ia membawa kelemahan-kelemahan mempelai, meratapkan keluhan-keluhannya, dan apa yang menjadi milik mempelai pria dijadikan milik mempelai wanita.  Dari sinilah muncul hak untuk menerima pengakuan dosa dan kuasa untuk mengampuni dosa.  Maka dengan sungguh-sungguh Ia berkata, ‘Pergilah, tunjukkanlah dirimu kepada imam.’

Maka dari itu tanpa Kristus, Gereja tidak dapat mengampuni dosa; tetapi sebaliknya, sudah menjadi kehendak-Nya, Kristus tidak mau mengampuni dosa tanpa Gereja.  Gereja tidak dapat mengampuni dosa orang yang belum bertobat yaitu orang yang belum disentuh oleh Kristus; dan Kristus tidak akan mengampuni dosa orang yang menghinakan Gereja.  Apa yang telah dikumpulkan oleh Tuhan, janganlah manusia memisahkannya.  Inilah suatu misteri yang besar, yang kumaksud ialah Kristus dan Gereja.

Maka dari itu janganlah memisahkan kepala dari tubuh, hingga Kristus yang utuh tidak ada lagi.  Sebab Kristus tidak utuh dan tidak lengkap menyeluruh tanpa Gereja, demikian pula bila Gereja tanpa Kristus!  Kristus yang utuh, Kristus yang lengkap menyeluruh, adalah kepala dan tubuh.  Itu sebabnya, maka Ia dapat berkata, ‘Tidak seorang pun pernah naik ke surga selain Putra Manusia yang ada di surga.’  Hanya Dialah manusia satu-satunya, yang dapat mengampuni dosa.