05 Desember 2022

PEKAN I ADVEN – SELASA


Siapakah Dia yang datang

Pembacaan dari Khotbah Pertama St. Bernardus tentang Masa Adven

 

Saudara-saudara sekalian, kepada kalian kaum kecil, Allah menyatakan hal-hal yang tetap tersembunyi bagi kaum cerdik pandai dan bijaksana.  Maka perjuangkanlah dengan saksama apa yang benar-benar berguna bagi keselamatan kalian: renungkanlah dengan penuh perhatian arti Masa Adven ini.  Pikirkanlah baik-baik siapakah Dia yang datang, dari mana Dia datang, ke mana Dia pergi, Ia datang untuk apa, kapan dan lewat jalan mana Dia datang?  Kuriositas ini pantas dipuji dan dihormati: sesungguhnya Gereja universal tidak akan merayakan Adven dengan penuh devosi apabila di dalamnya tidak terdapat misteri yang agung.  Oleh karena itu hendaklah kalian berpikir bersama Rasul yang penuh rasa takjub dan kagum, betapa agung Dia yang datang di antara kita.

Sesungguhnya, menurut kesaksian malaikat Gabriel, Dia adalah Putra Yang Mahatinggi dan seperti Bapa-Nya, Dia juga adalah Yang Mahatinggi.  Kelirulah kita apabila beranggapan bahwa Putra Allah itu lebih rendah daripada Bapa, tetapi harus kita katakan bahwa Putra seluruhnya persis sama dengan Bapa baik dalam derajat maupun martabatnya.  Dan siapakah di antara kita yang tidak mengetahui bahwa para putra pangeran itu semuanya pengeran dan para putra raja itu semuanya juga raja?

Tetapi mengapa dari Tiga Pribadi yang kita percaya, yang kita akui dan yang kita sembah dalam Tritunggal mahakudus itu, bukan Bapa, bukan pula Roh Kudus, melainkan Sang Putra-lah yang datang kepada kita?  Saya tidak percaya bahwa hal ini terjadi tanpa alasan apa pun. Kedatangan Sang Putra kepada kita pasti ditetapkan oleh konsensus Tritunggal Mahakudus.  Dan jika kita berpikir bahwa itu disebabkan karena pembuangan kita, mungkin kita akan bisa mengerti –setidak-tidaknya sebagai pengertian awal– betapa keadaan kita, sehingga layak bahwa Putra sendirilah yang datang untuk membebaskan kita.

Adam dan Hawa, leluhur umat manusia, tidak taat dan menjadi pencuri.  Karena mereka mengikuti nasihat si ular untuk merampas bagian Putra, Allah Bapa tidak menyembunyikan penghinaan yang ditujukan kepada Putra, karena Bapa mencintai Putra, tapi dengan segera juga melepaskan amarah penghinaan ini ke dalam manusia dengan membebankan tangan-Nya atas kita.  Memang kita semua telah berdosa dalam Adam dan dalam dia kita semua menerima keputusan pengadilan untuk dihukum.

Apa yang akan dilakukan Putra waktu melihat Bapa menolak dan tidak mengampuni salah satu dari ciptaan-Nya?  Lihat, kata Putra: “Karena Aku Bapa kehilangan ciptaan-Nya”….hanya dua ciptaan terhormat yang dianugerahi akal budi, sebagai kemampuan untuk bahagia, yaitu malaikat dan manusia.  “Dan karena Aku, banyak malaikat dan seluruh umat manusia menjadi binasa.  Tetapi agar diketahui bahwa Aku mencintai Bapa, Aku mau dengan karya-Ku Bapa mendapatkan kembali mereka yang lewat salah satu cara telah hilang karena Aku.

Lihat Aku datang dan akan Kuperlihatkan sedemikian, barangsiapa yang mau mencemburui aku dan mau mengikuti Aku, dari cemburu itu ia akan memperoleh suatu kebaikan besar baginya.”