5 Desember 2022

PEKAN II ADVEN – SENIN


Kita harus merenungkan misteri-misteri keselamatan
Pembacaan dari Khotbah St. Bernardus, Abas

 

“Putra yang akan lahir dari padamu akan disebut suci, Putra Allah.”  Dialah sumber kebijaksanaan, Sabda Bapa dari Surga.  Sabda ini akan menjadi daging dengan perantaraanmu, o Perawan Suci, sehingga Dia yang berkata: “Aku ada di dalam Bapa, dan Bapa ada di dalam Aku”, dapat juga berkata, “Aku dilahirkan dan datang dari Allah.”

“Pada mulanya adalah Sabda”, katanya.  Sumber sudah mengalir, tetapi masih ada di dalam dirinya.  “Sang Sabda itu bersama-sama dengan Allah, bersemayam dalam terang yang tak dapat dihampiri, dan Tuhan sejak awal dapat berkata: “Pemikiran-Ku itu pemikiran damai, bukan kesedihan.”  Tetapi pemikiran-Mu itu ada di dalam diri-Mu sendiri, dan kami tidak tahu apa yang Engkau pikirkan, sebab siapa yang tahu akan pemikiran Tuhan dan siapa yang menjadi penasehat-Nya ?

Maka dari itu pemikiran damai turun menjadi karya damai.  Sabda menjadi daging dan sekarang diam diantara kita.  Ia diam di dalam hati kita dengan perantaraan iman; Ia diam dalam ingatan dan pemikiran, Ia akan masuk dalam angan-angan kita.  Sebab bagaimana orang dapat memikirkan tentang Allah, kalau ia tidak lebih dulu membuat gambaran tentang Dia di dalam hatinya?  Dulu Ia ada di luar pemikiran kita, tidak terjangkau; Ia sama sekali tidak kelihatan dan dia atas akal budi kita; tetapi sekarang Ia ingin dimengerti, dilihat, dipikirkan.

Tetapi bagaimana?  Kalau mungkin bertanya demikian.  Kujawab: Ia berbaring di palungan, ada di pangkuan seorang perawan, berkhotbah di bukit, berkanjang di dalam doa sepanjang malam; Ia akan tergantung di salib, pucat maut pada wajah-Nya, seperti seorang yang terlupakan di antara orang mati.  Ia mengalahkan kekuasaan neraka; dan bangkit lagi pada hari ketiga, menunjukkan bekas-bekas paku kepada para rasul, tanda kemenangan, dan akhirnya di hadapan mereka Ia naik ke Surga.

Apakah di sini ada sesuatu yang tidak dapat direnungkan dengan nyata, penuh cinta, penuh bakti?  Kalau aku merenungkan salah satu dari peristiwa ini, aku merenungkan Tuhan.  Dan disitulah aku menemukan Tuhanku.  Kusebut bijaksanalah orang yang merenungkan peristiwa-peristiwa ini.  Aku menganggap hal itu sebagai pengetahuan untuk mengenang keharuman, yang ditaburkan secara melimpah oleh tongkat Harun dalam kuntum-kuntum ini, harum mewangi yang diperoleh Maria dari Surga, ditumpahkan secara leluasa kepada kita.