Keluarga Kudus Nazaret

Hari ini Gereja mengajak kita untuk mengkontemplasikan Keluarga Kudus Nazaret.  Melalui mereka, Allah berkenan menghadirkan secara konkrit keberadaan kasih Tritunggal.  Ini berarti, mulai saat ini setiap keluarga di dalam Putra-Nya ditentukan untuk menjadi sakramen Komunio Kasih Allah Tritunggal.  Dan dari kenyataan ini menjadi jelas bahwa hidup berkeluarga juga merupakan jalan kekudusan bagi setiap anggotanya.

Dengan mengkontemplasikan Santo Yosef, seorang bapa belajar bagaimana menerima tanggung jawab sebagai bapa keluarga; menjadi suami yang tulus dan setia, ayah yang penuh kasih sayang kepada putra/putrinya.  Setiap peristiwa dalam kehidupan Santo Yosef terarah kepada sumber keberadaannya: Allah.  Inilah kunci hidup yang diajarkan Santo Yosef kepada kita; ketergantungan total kepada Pencipta yang tidak akan menyingkirkan kebebasan kita.

Demikian juga dengan Santa Maria; setiap langkah hidup Santa Maria, Fiat-nya untuk mengandung, melahirkan dan membesarkan SABDA menjelma, kesetiaan mendampingi perutusan Putra sampai di kaki salib dan wafatnya, serta keikut-sertaannya dalam kemuliaan Sang Putra hingga hari ini di surga abadi, menunjuk pada kuasa rahmat yang menuntun seluruh perjalanan hidup Bunda kita.  Dengan terbuka pada bimbingan kasih keibuannya, kita pun akan mengalami hal yang sama.  Sebab dialah yang ditentukan Allah untuk membimbing kita agar menjadi putra di dalam Sang Putra.

Allah Perkasa rela menjadi bayi tak berdaya dalam pelukan kasih Maria.  Ketika Ia tumbuh remaja, Ia sadar akan keputraan-Nya yang mendorong Dia tunduk kepada otoritas orang tuanya sampai tumbuh sebagai manusia dewasa, siap untuk perutusan-Nya di dunia sebagai Penyelamat umat manusia.

Harmoni di antara tanggung jawab bapa keluarga, kasih tulus bunda dan ketaatan Putra menjadikan Keluarga Kudus Nazaret sebagai teladan keluarga manusia yang dikehendaki Allah di bumi ini.  Dasar bangunan keluarga ini adalah cinta kasih bernyala kepada Allah sumber segala keindahan dalam relasi.

 

Marilah kita mengimani kehendak Allah atas keluarga-keluarga manusia di bumi, agar berkat rahmat setiap keluarga bertumbuh dalam kekudusan seperti Keluarga Nazaret.  Sebab bagi Allah “tidak ada yang mustahil“.  Amin.