1 Januari 2023

Tahun Baru
Hari Raya Maria Bunda Allah
Hari Perdamaian Sedunia

 

1 Januari adalah tepat hari kedelapan, dihitung sejak 25 Desember, Oktaf Natal, saat bayi Yesus disunatkan dan diberi nama (Luk 2:21).  Hari Yesus disunatkan ini, kini dirayakan sebagai Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah.  Menurut Santo Ireneus, sepanjang sejarah keselamatan, Allah terus berkarya bagi umat manusia, pelan-pelan menyelaraskan keilahian dan kemanusiaan sebagai persiapan bagi Inkarnasi.  Segala persiapan itu adalah pendahuluan bagi gadis Israel yang akan menjawab YA kepada undangan untuk menjadi Bunda Allah.  Mengatakan bahwa Maria adalah Bunda Allah berarti  menegaskan kebenaran  bahwa Allah sungguh menjadi manusia.

Teologi Katolik menarik makna dari status Maria sebagai Bunda Allah – yaitu peranannya sebagai Bunda Gereja.  Jika melaluinya Kristus dilahirkan, dan jika Gereja sungguh adalah Tubuh Mistik Kristus, maka sesungguhnya Maria adalah Bunda Gereja.  Melalui dialah Yesus terus dilahirkan di dalam hati mereka yang percaya.  Ini tidak mempertentangkan perannya dengan peran Penyelamat, tetapi menegaskan misinya sebagai mediator dan perantara.  Uskup Fulton Sheen mengomentarinya demikian: Maria itu bagaikan bulan, karena cahayanya selalu merupakan refleksi dari cahaya yang lebih luhur.

Merayakan Maria sebagai Bunda Allah dan ibu kita di awal tahun baru, sebagaimana pernah dikatakan oleh Paus Fransiskus, berarti tiap hari, sepanjang tahun kita diingatkan bahwa kita adalah umat yang memiliki seorang ibu; kita bukanlah anak-anak yatim-piatu.  Kita adalah anak-anaknya, kita adalah keluarga, kita adalah umat Allah”.

Maka, dengan saling memberi Salam Damai Natal, kehadiran kita hendaknya menjadi kehadiran yang membawa damai sejahtera bagi keluarga, lingkungan, tempat kerja dan masyarakat luas.  Inilah pesan perutusan kita sebagai murid-murid Tuhan, anak-anak Allah, putra-putri Maria, di awal tahun baru ini.