3 Januari 2023

Hari Biasa Masa Natal


“Janganlah takut!  Kasihilah!”
Pembacaan dari khotbah St. Aelredus, Abas, tentang Natal

 

Sebelum kelahiran Yesus, tidak ada kegembiraan selain di dalam pengharapan akan hari ini.  Mengenai hari ini dikatakan kepada kita: “Janganlah takut!  Melainkan kasihilah!  Janganlah bersedih, tetapi bersukacitalah!”  Malaikat telah turun dari surga untuk mewartakan kegembiraan yang besar kepadamu.  Bersukacitalah bagi dirimu sendiri, dan bersukacitalah bagi orang lain pula, karena kegembiraan ini bukan hanya untukmu saja, melainkan juga untuk seluruh bangsa.  Suatu kegembiraan besar yang dapat memenuhi hati kita dengan kemanisan!

Sebelum ini kamu berada dalam kesedihan karena kamu sudah mati, tetapi sekarang ini, kamu dalam kegembiraan karena kehidupan telah datang agar kalian memperoleh hidup sejati.  Dahulu kamu dalam kesedihan yang disebabkan oleh kebutaan tetapi sekarang: bersukacitalah karena cahaya bersinar di dalam kegelapan untuk orang yang tulus hatinya.  Dahulu kamu dalam kesedihan karena penindasan dosa, tetapi sekarang: bersukacitalah karena telah lahir Sang Penyelamat yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosanya.  Sebelumnya kamu merasa takut pada Sang Pencipta, tetapi sekarang kasihilah Dia yang telah menyembuhkan kalian.

Dahulu kalian takut akan Dia yang adalah Hakim, sekarang kasihilah Sang Penebus.  Lihatlah betapa Kristus merendahkan diri karena kasih-Nya kepada kita!  Pada saat mendekati kematian-Nya Kristus tampak sedih, sebaliknya Paulus justru bergembira.  Kristus menangisi kematian Lazarus sahabat-Nya, sebaliknya ibu para Makabe tidak menangisi kematian ke-7 anaknya dengan cara yang sangat mengerikan.  Yohanes Pembaptis tidak makan dan tidak minum, sebaliknya Kristus makan dan minum; oleh karena itu Ia disebut pelahap dan peminum.  Hai orang Yahudi, engkau juga tidak menyukai hal-hal semacam itu!  Juga engkau, hai orang kafir!  Maka orang kafir menyebutnya sebagai suatu kegilaan sementara orang yahudi merasa tersandung olehnya.

Ya Tuhan Yesus, kesedihan-Mu sangat kusukai melebihi segala kegembiraan duniawi.  Air mata yang Kaucucurkan karena kematian sahabat-Mu, kusayangi melebihi segala keutamaan para ahli filsafat yang mengira diri bijak tetapi tanpa perasaan.  Ya Yesus, kenyataan bahwa Engkau makan dan minum di tengah-tengah para pendosa kurasakan jauh lebih enak daripada puasa kaum farisi.

Alangkah menyenangkan melihat Tuhan Yang Mahamulia bertindak dan mempunyai perasaan-perasaan manusiawi.  Bukan bersikap seperti para pahlawan, melainkan sebagaimana layaknya seorang manusia lemah.  Betapa besar kekuatan yang menunjang kerapuhanku!  Yang pasti, kelemahan Tuhan adalah kekuatan dan dukungan bagi setiap kelemahan dan kerapuhanku.

Maka dari itu kamu harus mengasihi.  Kalau kita mampu memahami, maka bayi ini akan merupakan tanda besar bagi suatu kebenaran.  Kita akan mengerti Dia, jika kita memahami kasih yang telah diwartakan kepada kita, dan juga kalau dalam hati kita ada tempat untuk cahaya yang telah bersinar.  Kasih ini hanya dapat dimengerti oleh orang yang jiwanya diterangi oleh cahaya rohani ini.