Natal di Pertapaan

Natal telah tiba.  Misteri penjelmaan Allah menjadi manusia kita rayakan dengan penuh syukur.  Yesus Kristus, Sang Juru Selamat telah lahir bagi kita.  Dialah Sang Immanuel: Allah beserta kita.

Kami merayakan Liturgi Ekaristi Natal secara lengkap dengan 3 kali perayaan Misa, yaitu: Misa Malam, Misa Fajar, dan Misa Siang.  Ketiga rumusan misa ini merupakan tradisi Romawi yang sudah berlaku sejak abad ke-VI.  Perayaan Ekaristi pada Natal tahun ini dipimpin oleh Rm. Indra Sanjaya, Pr dan Rm. Paulus, Pr.

 

  • Misa Malam Natal

Misa Malam Natal dirayakan pada pukul 24.00 WIB, setelah ibadat malam.  Perayaan dimulai dengan maklumat kelahiran Tuhan Yesus Kristus:

“Beribu-ribu abad sesudah bumi dan segala isinya diciptakan, sejarah keselamatan  masuk ke dalam ruang dan waktu manusia.  Allah setia pada janji-Nya, Ia mengundang manusia untuk ikut serta dalam karya-Nya dengan memanggil para bapa bangsa: Abraham, Musa, dan Daud.  Ketika kegenapan masa tiba, sesudah dikandung Perawan Maria oleh kuasa Roh Kudus, lahirlah di Betlehem daerah Yudea, Yesus Kristus Putra Bapa untuk menyelamatkan umat manusia”.

  • Misa Fajar integrasi dengan ibadat pagi pukul 06.30 WIB.

Misa fajar menggarisbawahi warta malaikat kepada para gembala yang membawa mereka untuk menjumpai dan menyembah  kanak-kanak Yesus di palungan.

  • Misa Siang pada pukul 10.00 WIB.

Dalam homili, Romo mengangkat tema Injil Yohanes yang merefleksikan secara mendalam misteri inkarnasi, pre-exsistensi (sebelum keberadaan) Yesus.  Pada mulanya adalah Sabda, dan Sabda itu bersama-sama Allah, Sabda itu adalah Allah.  Sabda telah menjadi daging dan tinggal di antara manusia.  Yesus adalah kehadiran Allah, Yesus adalah Allah yang kelihatan.

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, ada jurang yang dalam dan tak terseberangi antara Allah dan manusia.  Untuk menyelamatkan umat-Nya, maka Allah turun dari surga menjadi manusia dan menyapa manusia dengan bahasa manusia.  Hanya dalam Yesus Putra Allah inilah, relasi manusia dan Allah Bapa dapat dipulihkan lagi secara pasti.  Inilah misteri inkarnasi yang dirayakan oleh Gereja – umat Allah pada hari Natal.  Marilah kita bersyukur atas anugerah agung ini.

 

TUHAN ADA BERSAMA KITA, DI SINI SAAT INI

 

 


Tradisi Membuat Gua Natal


 

Ada tradisi dalam komunitas kami, pada masa Natal untuk membuat gua Natal di seksi kerja.  Gua ini dibuat sebagai ungkapan syukur akan kehadiran Tuhan di tengah-tengah kami dalam segala perjuangan dan berkat yang diberi melalui kerja.  Kami bersyukur atas semua kerja sama, saling mendukung dan menanggung dalam pelayanan setiap hari, melalui itu semua, kami dapat menyatukan diri dan solider dengan para pekerja di seluruh dunia.  Kami juga bersyukur boleh ambil bagian dalam karya penciptaan Allah Bapa di tengah-tengah dunia saat ini.

Gua Natal di Pertapaan

 

Pada hari-hari sesudah Natal, sebelum kami mulai bekerja, kami biasanya berdoa di depan gua Natal, di hadapan  bayi Yesus –Sang Immanuel– Allah beserta kita.

••• Ora et Labora •••