5 Januari 2023

Hari Biasa Masa Natal


Kerygma Kelahiran
Pembacaan dari karangan Thomas Merton

 

Di dalam doa-doanya, Gereja meloncatkan kita ke dalam Terang Allah yang bersinar dalam kegelapan dunia, sehingga kita boleh diterangi dan ditransformasikan oleh kehadiran Penyelamat yang baru lahir.  Dan dengan demikian semoga Ia bisa dilahirkan dan sungguh hidup di dalam kita dengan menjadikan semua pikiran dan tindakan kita cahaya di dalam diri-Nya.  Maka, betapa membahagiakan, bahwa Ia yang tinggal abadi dalam terang yang tidak dapat dicapai dan damai Allah Bapa telah meninggalkan takhta kemuliaan-Nya dan turun untuk menjadi manusia salah satu dari kita!  Atau, tanpa meninggalkan hati Bapa, dengan menyelubungi cahaya kemuliaan-Nya yang terlalu cemerlang di dalam awan kodrat manusia, Ia yang bertakhta di atas kerubim mengambil tempat kediaman-Nya di antara kita dalam sebuah palungan hina.

Bayi ini oleh kecemerlangan rombongan malaikat yang menyilaukan, hampir tidak terlihat oleh para gembala, dalam kegelapan gua yang diterangi oleh pelita Yosef.  Bayi ini (oleh keilahiannya) adalah Yang Lanjut Usianya, Pencipta dan Hakim surga dan bumi, yang oleh nabi Daniel ditulis: “Aku melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya.”

Ini adalah penglihatan Daniel tentang keilahian Sang-Sabda, yang dalam kodrat manusianya, terbaring tak berdaya di dalam kegelapan.  Tetapi Anak Manusia, yang lahir di sini, adalah Sang Sabda sendiri, setara dengan Bapa.  Kepada Anak Tunggal ini, yang setara dengan Bapa di dalam segala hal sebagai Allah, tetapi kurang dari Bapa sejauh Ia adalah manusia, semua kuasa diberikan oleh Bapa.  Begitu, Daniel mengatakan lagi: “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti Anak Manusia; datanglah Ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dibawa ke hadapan-Nya.  Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja.  Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.”

Inilah Raja yang telah dijanjikan sejak awal dunia dan yang kerajaan-Nya tidak akan berakhir.  Janganlah takut kepada-Nya.  Allah telah mengosongkan diri-Nya dan datang kepada kita sebagai seorang anak, supaya kita yang belum dibebaskan dari ketakutan, tetapi dirusak olehnya, sekarang dapat menjadi berani dan diselamatkan oleh kepercayaan.  Dalam “mengosongkan diri-Nya”, dan mengambil rupa seorang hamba, Tuhan meninggalkan keagungan dan kekuatan ilahi-Nya, supaya tinggal di antara kita dalam kebaikan dan belas kasihan.