Kesatuan Umat Kristiani

Doa Yesus untuk murid-murid-Nya pada malam perjamuan terakhir (Yoh 17:9-11): “Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku.  Sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku… Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti kita.”

Doa Yesus  ini menjadi dasar Pekan Doa Sedunia untuk kesatuan umat Kristiani yang didoakan setiap tahun dari tanggal 18 sampai dengan 25 Januari, yang ditutup dengan Pesta Bertobatnya St. Paulus, rasul para bangsa.  Pekan Doa ini telah di buat sejak tahun 1908 : umat Katolik dan umat Kristen dari berbagai denominasi bersatu atau berkumpul untuk beribadah bersama di tempat-tempat yang telah mereka tentukan dengan tema yang telah dipersiapkan oleh Gereja Katolik dan Dewan Gereja-gereja sedunia.

Namun bagian kita yang tidak terlibat langsung dalam acara doa bersama dengan saudara-saudara dari Gereja lain, kita dapat mendalami doa Yesus tersebut di atas, untuk kita hayati dalam hidup sehari-hari.

Kebenaran yang perlu kita pegang adalah bahwa kita milik Yesus dan Bapa, yang mendoakan dan memelihara kita, yang bersatu dalam relasi yang dinamis: Yesus, Sang Putra, hanya mau apa yang Bapa kehendaki dan Bapa mencintai Yesus dengan kelimpahan kasih-Nya yang tanpa batas.  Inilah sumber kebahagiaan dan Yesus mau bahwa kita juga ikut dalam kebahagiaan itu.  Maka Yesus mendoakan agar kita bersatu, mengarahkan hidup kita pada-Nya untuk dibawa-Nya kepada Bapa.

Hal ini tidak mudah, karena akibat dosa asal membuat kita cenderung untuk berpusat pada diri sendiri, mau otonom, membangun hidup sendiri.  Padahal kita perlu berbalik arah, perlu berubah dalam berbagai dimensi hidup kita.  Perubahan itu kita namakan pertobatan. Pertobatan membutuhkan perjuangan, karena kita sudah mengalami kenyamanan dengan mengikuti kehendak sendiri, sehingga untuk berbalik ke arah yang baru yang belum kita ketahui, ada takut akan resiko kehilangan kenyamanan itu.

Maka kita perlu latihan untuk memilih dan membuat keputusan serta bertekun melaksanakannya, sambil percaya bahwa langkah kecil dalam pertobatan, dengan memilih kebenaran, akan memberi pengaruh mendalam bagi kesatuan umat Kristiani dalam berbagai situasi, dalam keluarga, komunitas dan masyarakat luas.

 

Semoga rahmat kasih yang selalu dicurahkan bagi kita, membantu kita untuk terus merindukan relasi yang benar dengan Yesus, dan mewujudkannya dalam tindakan, sehingga dunia melihat bahwa kasih Tuhan itu nyata, karena Dia ada di tengah-tengah kita.