7 Februari 2023

PEKAN BIASA V – SELASA


Kurban Abraham
Pembacaan dari homili Origines tentang Kitab Kejadian

 

‘Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran, dan meletakkannya di atas bahu Ishak, anaknya; ia sendiri membawa api dan pisau di tangannya. Demikian mereka berdua berjalan bersama.‘  Ishak sendiri memikul kayu untuk korban bakarannya sendiri, Ishak menjadi lambang Kristus, yang memikul salib-Nya; karena membawa kayu untuk korban bakaran itu sebenarnya adalah tugas imam.  Maka dia  adalah korban dan imam.  Itulah makna kalimat berikut, ‘Demikian mereka berdua berjalan bersama’.  Sementara Abraham, yang harus mempersembahkan korban, membawa pisau dan api, Ishak tidak berjalan di belakangnya, tetapi di sampingnya; dengan demikian ia menunjukkan, bahwa ia juga melakukan tugas imamat bersama ayahnya.

Apa yang kemudian terjadi?  Kitab Suci menuturkan itu kepada kita: Ishak berkata kepada Abraham, ayahnya: ‘Bapa.’  Kata permohonan oleh Ishak anaknya pada waktu itu, bagi Abraham merupakan suara pencobaan.  Bayangkanlah bagaimana suara anaknya yang harus dikorbankannya itu menyayat hatinya.  Namun, meskipun Abraham tidak goncang imannya, ia masih dapat menjawab secara lembut, penuh afeksi: ‘Ada apa, anakku?’  Lanjut Ishak, ‘Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?’  Abraham menjawab, ‘Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.’

Jawaban yang penuh cinta dan begitu hati-hati ini sangat mengharukan hatiku.  Aku tidak tahu, apa yang dilihat Abraham dalam roh, sebab ia tidak berbicara tentang saat itu, melainkan tentang masa mendatang, ketika ia berkata, ‘Allah sendiri yang akan menyediakan anak domba.’  Jawabannya atas pertanyaan anaknya tentang keadaan saat itu diberikan dengan menunjuk kepada apa yang akan datang.  Sebab Tuhan sendirilah yang akan menyediakan anak domba itu, dalam pribadi Kristus.

Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya, tetapi berserulah malaikat Tuhan dari langit kepadanya, ‘Abraham, Abraham!’  Sahutnya, ‘Ya Tuhanku!’  Lalu Ia berkata, ‘Jangan bunuh anak itu, dan jangan kauapa-apakan dia!  Telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah.’  Bandingkanlah ini dengan kata Rasul Paulus, ketika ia berbicara tentang Allah, ‘Ia tidak menyayangkan Putra-Nya, tetapi menyerahkan Dia bagi kita semua.’  Lihatlah betapa agung kemurahan hati Allah dihadapkan dengan kebesaran hati manusia.  Abraham mengorbankan kepada Tuhan anaknya yang dapat mati, tetapi tidak mati; Tuhan menyerahkan Putra-Nya yang tak dapat mati untuk seluruh umat manusia.

Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar.  Kita sudah mengatakan bahwa Ishak itu lambang Kristus, tetapi di sini rupanya domba jantan juga melambangkan Dia.  Kiranya layak kita berusaha untuk menemukan, bagaimana Ishak yang diselamatkan dan domba jantan yang dibunuh, keduanya dapat bersama-sama melambangkan Kristus.

Kristus itu Sabda Allah, tetapi Sabda yang telah menjadi daging.  Ia menderita, tapi dalam daging; Ia mengalami maut di dalam daging, seperti yang dilambangkan oleh domba jantan; sebagaimana Santo Yohanes juga melihat-Nya demikian.  ‘Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.’ Tetapi Sabda itu tetap tak terbinasakan untuk selama-lamanya; itulah Kristus menurut Roh, yang dilambangkan oleh Ishak.  Maka dari itu Kristus sekaligus korban dan imam menurut roh.  Sebab Dia yang mempersembahkan korban kepada Bapa-Nya menurut daging, dan Dia jugalah yang dikorbankan pada altar salib.