Kesatuan dengan Tuhan

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.  Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak…” (Yoh 15:5).  Melalui Sabda-Nya ini Yesus sedang mengatakan bahwa Ia adalah pokok anggur sejati.  Kesatuan ranting dengan pokok anggur mutlak diperlukan agar ranting dapat berbuah banyak.  Demikian juga dengan kita, agar kita dapat berbuah banyak, mutlak perlu bersatu dengan Tuhan.  Tuhan telah memberi jalannya dan kita sebagai murid-murid yang telah ditebus, mau mengikuti jalan itu.

Ada pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul.  Apakah kesatuan dengan Tuhan itu?  Bagaimana caranya?

Kesatuan dengan Tuhan bukanlah hal abstrak atau sentimental.  Kesatuan dengan Tuhan adalah rahmat yang dikehendaki Tuhan bagi kebahagiaan manusia, ciptaan-Nya.  Namun, agar hal itu terwujud, kita perlu bekerja sama dengan rahmat-Nya.  Kita perlu bertobat terus-menerus, dengan menyadari kekuatan egoisme kita karena bawaan dosa asal, dan godaan si jahat.  Kita perlu menghadapi dan mengalahkannya, sampai kita sepikir dan sekehendak dengan Tuhan.

Perjalanan rohani ini dimungkinkan kalau kita percaya bahwa Kristus sudah menang.  Dengan sengsara, salib, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, Kristus telah menebus kita dari kuasa setan.  Kristus bertempur dan berjuang bersama kita.  Dan kita bekerja sama dengan rahmat dengan membiarkan Dia memangkas cacat cela kita terus-menerus, memurnikan tubuh dan jiwa kita.

Itulah perjalanan cinta kasih dalam Sekolah pengabdian Tuhan, Sekolah Cinta Kasih, dalam hidup konkrit sehari-hari.  Kita belajar dengan membaca Kitab Suci, mendengarkan dan memahami Sabda-nya, undangan kasih-nya, keinginan-Nya untuk bersatu dengan kita, teristimewa melalui Perayaan Ekaristi.  Sabda menjadi daging dan mau tinggal bersama kita secara konkrit.

 

Marilah kita mohon agar hari demi hari kita dapat menanggapi undangan-Nya dan kerinduan-Nya  untuk bersatu dengan kita, dengan taat dan setia melakukan perintah-perintah-Nya.