15 Februari 2023

PEKAN BIASA VI – RABU


Kebijaksanaan Allah telah mencampur anggur
dan menyediakan meja perjamuan bagi kita
 Pembacaan dari komentar St. Prokopius dari Gaza tentang Kitab Amsal

 

‘Sang Kebijaksanaan telah mendirikan rumah bagi diri-Nya!’  Kekuasaan Pribadi Allah Bapa, telah membangun sebagai tempat persemayaman-Nya, bukan hanya seluruh alam semesta, tempat Ia hidup dan berkarya, tetapi juga manusia, yang diciptakan-Nya menurut gambar dan keserupaan-Nya, dengan kodrat ganda: sebagian kelihatan, dan sebagian yang lain tidak kelihatan.

‘Ia telah menegakkan ketujuh tiangnya!’  Setelah ciptaan lainnya diselesaikan, Sang Kebijaksanaan mengaruniakan kepada manusia, yang telah diciptakan-Nya menurut gambar Kristus sesudah dilahirkan, ketujuh kurnia Roh Kudus, yang memampukan dia untuk percaya akan Kristus dan menepati perintah-perintah-Nya.  Jika manusia hidup oleh Roh, kurnia-kurnia itu akan membawa dia kepada kesempurnaan, yaitu  jika keutamaannya digiatkan oleh pengetahuannya, dan pengetahuan ini sendiri diwujudkan dalam keutamaan.  Ia akan dijadikan sempurna karena ikut serta dalam iman yang bersifat ilahi, dan karena ikut ambil bagian dalam hal-hal adikodrati.  Kurnia-kurnia Roh dengan serba tepat mengarahkan penerangan di dalam roh, sesuai dengan sifatnya:

Kurnia KEPERKASAAN atau KEKUATAN menyiapkan manusia untuk bergegas maju dengan penuh semangat, untuk memahami kehendak Allah, yang diwahyukan dalam hukum-hukum yang mengatur seluruh ciptaan.  Kehendak Tuhan yang suci ini tidak dijadikan dan tidak dapat dibinasakan; melapangkan pemikiran, pembicaraan dan perbuatan.

Kurnia NASIHAT, memampukan manusia untuk membedakan antara hukum-hukum Allah yang Mahakudus dan abadi dari apa saja yang berlawanan dengannya; karena hukum-hukum ini dimaksudkan bagi manusia untuk direnungkan, diwartakan, dan dipenuhi.

Kurnia PENGETAHUAN membangkitkan keutamaan dan keutamaan memantulkan pengetahuan.  Kurnia pengetahuan mengarahkan orang untuk berpaling kepada yang baik, dan tidak pada kebalikannya!

Kurnia PENGERTIAN mengarahkan manusia untuk menyambut ungkapan-ungkapan dari kehendak Allah dan menyetujuinya, tetapi menolak apa saja yang bertentangan dengannya.

TAKUT AKAN ALLAH, pengertian dan pengetahuan memberi arah yang benar kepada KEBIJAKSANAAN sejati.

‘Ia mencampur anggur dalam pialanya, dan menyiapkan meja perjamuannya.’  Manusia itu seumpama piala!  Di dalamnya Allah mempersatukan pengenalan akan diri-Nya sebagai Pencipta alam semesta dan pengetahuan akan makhluk-makhluk ciptaan-Nya.  Kalau akal budi manusia dikuasai oleh pengertian ini, semestinya perkara-perkara ilahi menghasilkan efek memabukkan seperti anggur.

Demikianlah, Kristus sendiri, roti dari surga, menjadikan diri-Nya makanan bagi jiwa-jiwa; oleh-Nya mereka mampu tumbuh dalam keutamaan.  Kristus pula yang memuaskan rasa haus mereka dan menggembirakan mereka, dengan mempersilakan mereka minum dalam pengetahuan.  Ini disiapkan-Nya sebagai perjamuan surgawi, perjamuan makan yang kaya, suatu pesta rohani, bagi semua yang ingin mengambil bagian di dalamnya,

‘Ia mengutus hamba-hambanya dengan undangan mulia untuk datang menerima piala dan minum’ .  Kristus mengutus rasul-rasul-Nya sebagai pelayan kehendak ilahi-Nya.  Mereka harus mewartakan kabar gembira rohani, yang mengatasi semua hukum kodrat dan tulisan-tulisan.  Dengan berbuat demikian, Ia memanggil kita kepada-Nya.

Di dalam diri-Nya itu, seperti di dalam piala, terjadilah oleh misteri Inkarnasi suatu pencampuran kodrat ilahi dan manusiawi, meskipun keduanya tetap bisa dibedakan.  Melalui para rasul Ia berseru, ‘Orang yang bodoh hendaklah berpaling kepada-Ku.’  Siapakah itu orang yang bodoh?  Orang yang di dalam hati berpikir, ‘Tidak ada Allah.’  Itulah orang yang bodoh!  Hendaklah orang macam itu meninggalkan sikap tidak percayanya, dan berbalik kepada-Ku dengan iman.  Maka ia akan mengerti, bahwa Aku ini Pencipta segala sesuatu dan Tuhan mereka.

Kepada yang tidak berakal budi dikatakan-Nya, ‘Marilah makan roti-Ku dan minum anggur yang telah Kucampur.’  Sedangkan mereka yang masih kurang dalam perbuatan iman dan dalam pengertian yang lebih sempurna akan Allah, yang harus menjiwai mereka, Ia berkata, ‘Marilah, makanlah tubuh-Ku, roti yang membuat kamu bertumbuh dalam keutamaan. Marilah, minum darah-Ku, anggur yang menggembirakan dan memabukkan, yang menjadikan kamu ilahi.  Itulah darah yang secara ajaib Kucampur dengan kodrat ilahi-Ku demi keselamatanmu.’