18 Februari 2023

PEKAN BIASA VI – SABTU


Istri adalah surya bercahaya di dalam keluarga
Pembacaan dari amanat Paus Pius XII kepada para pasangan suami-istri baru

 

Keluarga mempunyai mataharinya sendiri, yang bersinar cerah, yakni istri.  Dengarkanlah Kitab Suci: Keelokan istri menyenangkan suami, sedangkan kepandaian istri membesarkan hatinya.  Istri pendiam sungguh anugerah Tuhan, istri terdidik tak ternilai harganya.  Istri yang sopan adalah kurnia berlipat dua, dan perempuan murni tidak ada imbangannya.  Laksana matahari yang terbit di atas pegunungan Tuhan, demikianlah keelokan istri yang baik di tengah rumah tangga yang teratur rapi.

Memang istri dan ibu ibarat matahari yang bercahaya di tengah keluarga.  Ia laksana matahari karena kemurahan hatinya, dan persembahan dirinya.  Karena kesediaannya yang tak pernah mengecewakan dan kelembutannya yang penuh perhatian dan bijaksana dalam segala hal, ia dapat menambah kegembiraan dalam kehidupan suami dan putra-putrinya.  Ia menebarkan terang dan kehangatan ke sekelilingnya.

Kalau orang berkata bahwa perkawinan berjalan baik, itu karena kedua pihak lebih mencari kebahagiaan pasangannya, dan bukan dirinya sendiri.  Perasaan dan sikap yang mulia ini lebih khusus dimiliki oleh istri, meskipun menyangkut baik suami maupun istri.  Sifat ini timbul dari denyutan hati ibu dan kebijaksanaannya: kebijaksanaan yang tetap memancarkan kegembiraan, saat menerima kepahitan.  Dan kalaupun diremehkan, ia menanggapinya dengan keanggunan dan hormat.  Istri sungguh laksana surya, yang mencerahkan pagi berawan dengan sinar fajarnya, dan di waktu terbenam menghiasi hujan sore dengan warna keemasannya.

Istri itu laksana matahari keluarga yang bercahaya dengan pandangannya yang cerah dan tutur katanya yang hangat.  Suatu pandangan dan sepatah kata masuk dengan lembut ke dalam jiwa, melenturkan serta melembutkannya, dan mengangkatnya keluar dari kekacauan.  Kelembutan itu membangkitkan kegembiraan suami dalam pembicaraan yang baik dan santai, setelah bekerja sepanjang hari tanpa henti, dan kerap kali berat pula; entah itu kerja professional, atau pertanian, dalam perdagangan ataupun industri.

Istri adalah matahari yang bercahaya dari keluarga karena sifatnya yang terang terbuka, keanggunannya yang sederhana, dan tingkah lakunya yang pantas sebagai wanita Kristiani.  Apalagi ada padanya keheningan budi dan kejujuran hati, keserasian tak terkatakan antara penampilan dan busana, keselarasan dalam segala perbuatan: dekat dan hangat, tetapi tahu batas!  Isyarat-isyarat kecil yang mengungkapkan perasaan, riakan-riakan lembut pada air muka yang tenang, senyum serba tepat, dan anggukan kepalanya, memberikan keindahan ibarat bunga pilihan yang sederhana, yang membuka kelopaknya untuk menampung dan memantulkan sinar surya!

Seandainya kamu mengerti dengan penuh rasa syukur, betapa dalam perasaan afeksi dan syukur yang dapat ditimbulkan dan ditanamkan oleh  istri dan ibu yang demikian di dalam hati para suami dan anak-anak!