26 Februari 2023

MINGGU PRAPASKAH I


Dalam diri Kristus kita digoda dan kita mengalahkan setan
 Pembacaan dari Khotbah St. Agustinus tentang Mazmur 60:2-3

 

“Dengarkanlah kiranya seruanku, ya Allah.  “Siapa yang berbicara di sini?  Rupanya satu orang.  Tetapi marilah kita teliti, apakah memang benar begitu.  “Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu.”  Di sini nampak hanya satu orang, selain dalam arti khusus satu orang, karena Kristus adalah satu, dan kita semua anggota Tubuh-Nya.  Di mana satu orang berseru dari ujung bumi?  Satu-satunya yang berseru dari ujung bumi adalah pusaka warisan, yang ditawarkan kepada Allah Putra, ”Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.”

Dapat disimpulkan, bahwa kepunyaan dan pusaka warisan Kristus ialah tubuh dan Gereja yang satu, kesatuan dari kita ini, yang berseru dari ujung bumi.  Seruan itu bagaimana?  Seperti yang telah kukatakan di atas, seruan itu, “Dengarkanlah kiranya seruanku, ya Allah, perhatikanlah doaku.  Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu.”  Ini berarti, bahwa kata-kata ini mengungkapkan seruanku kepada-Mu; dan ‘dari ujung bumi’ berarti, bahwa datangnya dari segala penjuru dunia.  Tetapi mengapa aku berseru demikian?  “Karena hatiku lemah lesu.”  Ia menyatakan kehadiran-Nya di antara semua bangsa di dunia, tidak dalam kemuliaan agung, melainkan dalam penderitaan besar.

Hidup kita sebagai peziarah di dunia ini tidak dapat bebas dari pencobaan.  Karena dengan pencobaan kita mencapai kemajuan dan dengan dicoba kita tahu keadaan kita.  Kita tidak dapat merebut mahkota selain dengan kemenangan, dan tidak ada perlombaaan selain ada lawan dan serangan yang dilancarkan.  Demikian ternyata, bahwa yang berseru dari ujung bumi itu lemah lesu dan tak berdaya, namun tidak ditinggalkan sendirian.  Ia tidak sendirian, karena sesuai rencana-Nya, dalam tubuh-Nya sendiri Ia melambangkan kita, anggota-anggota tubuh itu.  Dalam tubuh itu Ia sudah bangkit lagi dan telah naik ke surga; jadi kita anggota-Nya, boleh percaya, bahwa karena kepala kita sesudah mendahului, kita juga akan mengikuti.

Sewaktu Ia digoda oleh setan, Ia merasuk kita dalam diri-Nya.  Kita baru saja membaca dari Injil, bahwa Tuhan kita Yesus Kristus digoda di padang gurun oleh setan.  Dalam Kristus kamu dicoba, karena Kristus mempunyai tubuh manusia dari kamu, sama seperti Ia memenangkan keselamatan bagimu melalui diri-Nya sendiri.  Ia menerima maut dari kamu, sama seperti Ia mendapatkan hidup dari diri-Nya untuk kamu.  Dari kamu Ia mendapatkan penghinaan dan dari diri-Nya sendiri Ia memperoleh kemuliaan dan kehormatan bagi kamu.  Demikian juga Ia mengalami pencobaan untuk kamu dan dari diri-Nya sendiri, Ia mendapatkan kemenangan untuk kamu.

Apabila kita telah dicoba dalam Dia, dalam Dia kita mengalahkan setan.  Kamu memperhatikan, bahwa Kristus pernah digoda, dan lupa memperhatikan, bahwa Ia menang waktu digoda.  Kenalilah dirimu: digoda di dalam Dia, dan menang juga di dalam Dia.  Ia dapat menghindari setan, tetapi kalau Ia tidak pernah digoda, Ia tidak pernah memberi ajaran kepadamu, bagaimana dapat menang kalau digoda.