1 Maret 2023

PEKAN I PRAPASKAH – RABU


Sunat Hati
 Pembacaan dari uraian-uraian Apharates

 

Taurat dan perjanjian menjadi berubah sama sekali.  Pertama-tama Tuhan mengubah perjanjian yang diadakan dengan Adam dan mengadakan perjanjian baru dengan Nuh.  Selanjutnya Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abraham.  Kemudian Ia mengubah itu juga untuk mengadakan perjanjian baru lagi dengan Musa.  Perjanjian dengan Musa tidak ditepati; dan sekarang pada jaman akhir dunia ini Tuhan mengadakan perjanjian lagi, tetapi kali ini tidak untuk diubah lagi.  Tuhan menentukan peraturan bagi Adam, bahwa ia tidak boleh makan dari pohon kehidupan.  Kepada Nuh, Tuhan memberikan tanda perjanjian yang dapat dilihat, pelangi di langit.  Bagi Abraham, yang dipilih karena imannya, perjanjian mendapatkan bentuk sunat, yang merupakan tanda khas bagi keturunannya.  Pada Musa perjanjian ditandai dengan domba Paskah, yang disembelih atas nama umat.

Perjanjian-perjanjian ini berbeda satu dengan yang lain.  Seperti ditandaskan oleh Dia yang mengadakan perjanjian-perjanjian itu, sunat yang sejati itu seperti yang diuraikan oleh Yeremia.  “Sunatilah kulit hatimu.”  Jika perjanjian yang diadakan Tuhan dengan Abraham itu kuat, perjanjian terakhir ini juga kuat dan tidak dapat diubah lagi.  Tuhan tidak dapat mengadakan hukum lebih lanjut lagi, entah bagi mereka yang terikat pada hukum Musa, entah bagi mereka yang tidak terikat.

Tuhan memberikan Taurat dengan segala peraturannya kepada Musa.  Ketika orang Yahudi tidak dapat menepatinya, Ia meniadakan Taurat dengan peraturannya.  Ia menjanjikan perjanjian baru dengan yang lama, meskipun Ia sendiri Allah yang satu, yang menentukan kedua-duanya.  Inilah perjanjian baru yang diberikan: dari yang terkecil sampai yang terbesar di antara mereka, mereka semua akan mengakui Aku. Kini pada perjanjian baru ini tidak ada lagi sunat yang dilakukan pada daging atau tanda lahir lainnya bagi bangsa terpilih.

Saudara terkasih, ini sudah suatu kenyataan, bahwa pada zaman yang berbeda-beda dalam sejarah kita sebagai manusia, Tuhan telah menetapkan hukum, yang berlaku selama Ia menghendakinya, dan kemudian tidak berlaku lagi.  Seperti dikatakan Santo Paulus: dalam setiap zaman kerajaan Allah selalu ada dalam bentuk yang berbeda-beda.  Memang Tuhan itu nyata benar dan peraturan-Nya dapat dipercaya; setiap perjanjian yang pernah diadakan ditetapkan oleh-Nya, terbukti benar bagi zamannya.  Mereka yang sungguh bersunat dalam hatinya itu hidup dan bersunat kedua kalinya di seberang Sungai Yordan yang sejati, yaitu dibaptis untuk pengampunan dosa.

Ketika Yosua, putra Nun, menyeberangi Sungai Yordan bersama dengan bangsanya, ia menyunati mereka untuk kedua kalinya dengan pisau batu.  Yesus Penebus kita menyunati untuk kedua kalinya, dengan penyunatan hati, semua orang yang percaya kepada-Nya, dan mereka dibersihkan dengan baptis.  Mereka itu disunat dengan pedang, yaitu Sabda-Nya, lebih tajam daripada pedang bermata dua.  Yosua putra Nun membawa umat masuk ke tanah yang dijanjikan.  Yesus Penebus kita menjanjikan tanah kehidupan bagi semua, yang menyeberangi Sungai Yordan yang sejati, percaya dan disunati hatinya.

Berbahagialah mereka yang disunati hatinya dan lahir lagi dari air dalam penyunatan kedua ini.  Mereka akan ikut memiliki warisan Abraham, pemimpin setia dan bapa segala bangsa, karena imannya diperhitungkan sebagai kebenaran.