6 Maret 2023

PEKAN II PRAPASKAH – SENIN


Musa dan Kristus
Pembacaan dari ajaran St. Yohanes Krisostomus untuk calon baptis

 

Orang-orang Yahudi menyaksikan mukjizat.  Kamu akan menyaksikan mukjizat lebih besar dan lebih mulia daripada apa yang mengiringi orang Yahudi waktu keluar dari Mesir.  Kamu tidak menyaksikan Firaun tenggelam bersama bala tentaranya; tetapi kamu menyaksikan setan dan tentaranya ditimbuni oleh gunungan air.  Orang Yahudi menyeberangi laut; kamu telah menyeberangi maut.  Mereka dibebaskan dari genggaman orang Mesir; kamu dari cengkeraman setan.  Orang Yahudi melepaskan diri dari kekuasaan asing; kamu dari perbudakan dosa yang lebih mengerikan.

Bolehkah saya menunjukkan pada peristiwa lain, yang memberi kehormatan lebih besar kepadamu daripada apa yang pernah mereka peroleh?  Meskipun Musa itu sesama hamba dan salah satu dari mereka, orang Yahudi tidak dapat melihat kemuliaan wajahnya.  Tetapi kamu melihat wajah Kristus dalam kemuliaan-Nya.  Inilah kata Paulus yang bermegah, “Dan kita semua dengan wajah tak terselubung menyinarkan kemuliaan Tuhan.”

Pada waktu itu orang Yahudi diiringi Kristus yang menyertai mereka; tetapi sekarang Kristus menyertai kamu dalam arti yang lebih nyata.  Pada waktu itu Tuhan berjalan mendampingi mereka, karena berkenan kepada Musa; sekarang Tuhan berjalan mendampingi kamu, tidak hanya karena berkenan kepada Musa, tetapi karena ketaatanmu.  Dahulu tanah Mesir ditinggalkan, tetapi padang gurun menunggu, kalau nanti perjalanan berakhir, surga menunggu.  Penuntun dan pemimpin ternama mereka adalah Musa; penuntun dan pemimpin ternama kita adalah Musa lain, Tuhan sendiri.

Apakah ciri Musa yang dulu?  Kitab Suci berkata, “Musa itu seorang yang lembut hati, melebihi semua orang yang ada di seluruh bumi.”  Saya tidak keliru, kalau berkata, bahwa ciri Musa kita adalah sama.  Dalam diri Kristus, Roh yang lembut dan penuh cinta itu erat bersatu, Roh yang merupakan satu hakikat dengan Dia.

Dahulu Musa mengangkat tangannya ke langit untuk menurunkan manna, roti para malaikat.  Tetapi Musa kita sekarang mengangkat tangan-Nya ke surga, dan memberi kita makan yang bertahan untuk selamanya.  Musa memukul batu karang, dan mengeluarkan air mengalir; Musa kita meletakkan tangan di atas meja, menyentuh makanan rohani dan mengeluarkan Roh yang limpah mengalir.  Di tengahnya seakan-akan ada mata air, dan kawanan datang ke sana dari jauh dan disegarkan oleh air penyelamat.

Inilah mata air yang kita miliki; inilah sumber air hidup; inilah meja perjamuan melimpah dengan makanan lezat tak terbilang jumlahnya, yang membuat kita kuat dengan anugerah-anugerah rohani.  Ke sana kita harus datang menghadap dengan hati yang tulus dan nurani yang murni, agar mendapatkan rahmat dan pengampunan sebelum terlambat.  Rahmat dan pengampunan inilah kurnia Putra Tunggal, Tuhan dan Penyelamat kita Yesus Kristus.  Dengan perantaraan-Nya dan dengan Dia segala kemuliaan, kehormatan dan kuasa disampaikan kepada Bapa dan Roh Kudus, pemberi hidup, sekarang dan selamanya.  Amin.