Hari ini kita memasuki Minggu Prapaskah IV yang dikenal sebagai Minggu Laetare atau Minggu Sukacita. Sebutan ini diambil dari kata pertama nyanyian Pembuka Misa (Introitus): “Bersukacitalah, hai Yerusalem dan berhimpunlah…”
Suasana hari ini, sesuai dengan temanya, adalah harapan serta sukacita karena penghiburan dari Allah, meskipun seruan pertobatan juga semakin kuat. Inilah saat istimewa untuk mengadakan peziarahan interior menuju Dia, sumber kerahiman, yang tinggal dalam lubuk hati kita. Peziarahan ini membantu kita untuk semakin menyadari bahwa iman kita adalah anugerah luar biasa yang menjadikan kita seperti si buta yang bersorak-sorai dengan gembira, setelah dapat melihat. Maka ia bersembah sujud kepada Yesus dan tahu bahwa Yesuslah sumber segala harapan dan sukacita sejati.
Yesus sendirilah yang mendampingi kita pada jalan menuju padang gurun kemiskinan kita dan mendukung kita di sepanjang jalan menuju kepada kegembiraan Paskah. Oleh karena itu pertobatan bukan lagi menjadi beban melainkan kesempatan untuk memulai lagi mengikuti Yesus dengan semangat baru.
Untuk mengarahkan diri pada Yesus dan memilih untuk mengikuti-Nya, perlu keputusan tegas; keputusan ini membuat kita semakin bersemangat dalam doa, dan semakin peka akan kehadiran Allah melalui pendengaran akan Sabda-Nya dalam Kitab Suci, penerimaan Sakramen Ekaristi dan Rekonsiliasi serta praktek cinta kasih kepada sesama dalam hidup harian kita. Hanya berkat bimbingan Roh Kudus semua ini bisa dihayati.
Maka dalam menyongsong Paskah, hari kemenangan Tuhan atas maut dan dosa, marilah kita semakin membuka diri pada bimbingan-Nya, dengan membiarkan Roh berkarya dalam diri kita, mengerjakan karya keselamatan-Nya bagi kita dan seluruh dunia, agar sukacita dan damai-Nya memenuhi seluruh bumi dan membarui seluruh alam ciptaan.