26 Maret 2023

MINGGU V PRAPASKAH


Kita merayakan pesta masa depan, tidak hanya dengan kata-kata, tetapi dengan perbuatan
Pembacaan dari surat Paskah St. Athanasius

 

Sang Sabda amat dekat pada  kita; Sang Sabda yang telah menjadi segalanya bagi kita, Tuhan kita Yesus Kristus yang berjanji akan tetap tinggal bersama kita.  Maka Ia mengatakan , “Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir jaman.”  Karena Ia itu gembala, Imam Agung, jalan dan pintu, dan sekaligus menjadi segala bagi kita, maka Ia tampil juga sebagai pesta dan perayaan kita.  Rasul suci berkata, “Paskah kita telah dikorbankan, yaitu Kristus sendiri,” yang sudah dinanti-nanti.  Ia berkenan memandang pada pemazmur, yang berdoa, ”Sukacitaku, bebaskanlah aku dari mereka, yang mengepung aku.”  Inilah sukacita sejati, inilah hari raya yang nyata, bahwa kita bebas dari dosa.  Barangsiapa ingin mencapai ini, ia harus hidup tanpa cela dan merenung dalam jiwanya dalam ketenangan takut akan Tuhan.

Demikian para suci bergembira seumur hidup, seperti orang pada hari pesta.  Salah satu dari mereka, Daud yang saleh, biasa bangun di waktu malam, tidak sekali, melainkan tujuh kali dan memuliakan Tuhan dengan doa.  Orang suci lain, Musa yang agung itu, menyatakan gembiranya dengan kidungan dan menyanyikan pujian, karena kemenangan atas Firaun dan mereka, yang menindas orang Ibrani dengan kerja paksa.  Akhirnya ada juga mereka yang merayakan upacara suci dengan sukacita senantiasa, seperti Samuel Agung dan Elia yang termasyhur.  Dengan cara hidupnya mereka memenangkan kebebasan, dan sekarang mereka merayakan pesta di surga; mereka bergembira setelah selesai melakukan perjalanan ziarah ke dalam bayangan gelap dan sekarang membedakan kenyataan daripada apa yang hanya lambang.

Kita ini sekarang menghadapi perayaan besar apa yang harus kita lakukan?  Kalau kita semakin dekat pada hari raya itu, siapa yang akan menjadi pemimpin kita?  Tidak ada lain, saudara terkasih, kecuali Dia, yang akan kamu sebut bersama saya, Tuhan kita Yesus Kristus.  Ia berkata, “ Aku ini jalan.”  Dialah, menurut kata Santo Yohanes, yang menghapus dosa dunia, Ia membersihkan jiwa kita seperti dikatakan oleh nabi Yeremia, “Berdirilah di persimpangan jalan dan temukanlah, mana jalan yang benar.  Di situlah kamu akan mendapatkan pembersihan jiwamu.”

Di masa lampau darah domba jantan dan abu anak lembu yang ditaburkan atas orang najis, hanya dapat membersihkan badan.  Sekarang oleh rahmat Sabda Allah setiap orang dan masing-masing dibersihkan secara penuh.  Apabila kita mengikuti Dia dari dekat, kita akan diijinkan memandangi perayaan abadi.  Dan sekarang kita sudah menikmati sebelumnya, seperti kalau kita berdiri di pelataran Yerusalem surgawi – seperti halnya para rasul bahagia, yang mengikuti Penyelamat sebagai pemimpinnya.  Dari dulu sampai sekarang mereka masih mengajarkan rahmat yang sama, sebab mereka berkata, “Lihat, kami sudah meninggalkan segala dan mengikuti Engkau.”   Sebab kita mengikuti Tuhan, dan merayakan pesta Tuhan tidak hanya dengan kata-kata, tetapi dengan perbuatan.