27 Maret 2023

PEKAN V PRAPASKAH – SENIN


Jikalau seseorang berbuat dosa, kita mempunyai perantara di hadapan Bapa.
Pembacaan dari uraian St. John Fisher tentang Mazmur

 

Yesus Kristus itu imam agung kita.  Dan Ia mempersembahkan darah-Nya yang mulia, korban kita pada altar salib, demi keselamatan semua manusia.  Darah, yang ditumpahkan untuk penebusan kita, bukannya darah anak lembu atau kambing jantan, seperti pada jaman Perjanjian Lama, melainkan darah anak domba mulus tak bercela, Yesus Kristus Penyelamat kita.  Kenisah, tempat imam agung kita mempersembahkan korban, bukannya dibuat oleh manusia, melainkan dibangun oleh kekuasaan Allah sendiri.  Sebab Ia menumpahkan darah-Nya di muka mata dunia: dan kenisah ini buatan tangan Allah sendiri.  Kenisah ini mempunyai dua bagian.  Yang satu itu bumi, di mana kita sekarang berada; yang lain masih belum kita kenal, karena kita ini makhluk yang dapat mati.

Pertama kali Ia mempersembahkan korban di dunia ini, ketika Ia menjalani kematian dengan amat kejamnya.  Kemudian berbusana pakaian keabadian yang baru, Ia masuk ke tempat yang tersuci, membawa serta darah-Nya, yaitu Ia masuk surga.  Di sana di hadapan takhta Bapa-Nya di surga Ia menunjukkan darah yang amat berharga, yang Ia tumpahkan tujuh kali untuk semua manusia berdosa.  Korban ini begitu menyenangkan dan berkenan pada Allah, hingga dengan melihat-Nya, Ia segera menaruh belas kasih dan menunjukkan kemurahan hati kepada semua orang yang sungguh bertobat.

Apalagi korban ini korban kekal.  Ini tidak hanya dikorbankan setiap tahun saja, seperti halnya pada orang-orang Yahudi, melainkan setiap hari, ya bahkan setiap jam dan setiap saat, supaya kita dapat memperoleh hiburan dan bantuan sebesar-besarnya.  Maka rasul menambahkan: “Setelah menemukan penebusan kekal.”

Bagian korban suci dan kekal ini diberikan kepada semua orang, yang sungguh telah melakukan tobat dan denda untuk dosanya; telah bertekad bulat, tidak mau mengulangi kesalahannya lagi di masa mendatang, tetapi tekun bertahan dalam mengusahakan keutamaan, yang sudah mereka mulai.  Hal ini dikuatkan oleh St. Yohanes dalam kata-kata, “Anak-anakku, hal-hal ini kutulis kepadamu, supaya kamu jangan berbuat dosa.  Namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil.  Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita.  Dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.”