Penetapan Ekaristi

Jauh-jauh hari sebelum Yesus bersama murid-murid-Nya mengadakan perjamuan malam terakhir menjelang sengsara dan wafat-Nya, Yesus sudah berbicara bahwa Ia akan memberikan tubuh-Nya sebagai makanan dan darah-Nya sebagai minuman.  Perkataan Yesus ini dapat kita temukan dalam Injil Yohanes, bab 6, dalam sebuah kotbah-Nya di Kapernaum:

“Akulah roti hidup yang telah turun dari surga.
Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya,
dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku…” (Yoh 6:51)

“Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku,
ia mempunyai hidup yang kekal…” (Yoh 6:54)

Bukan makanan dan minuman biasa tetapi makanan dan minuman untuk kehidupan kekal, hidup yang tak akan binasa.

Pada perjamuan malam terakhir, ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku”.   Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap berkat lalu memberikan kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” (Mat 26: 26-28)

Esok harinya, dalam sengsara salib-Nya Ia menyerahkan diri-Nya sampai mati, tubuh-Nya dikorbankan dan darah-Nya ditumpahkan.  Dialah Anak Domba Allah.  Darah Yesus, Anak Domba Allah dicurahkan untuk membebaskan kita dari kekuasaan maut, seperti dahulu anak domba yang disembelih darahnya telah menyelamatkan bangsa Yahudi di Mesir.  Tubuh Yesus yang diserahkan di salib, seperti daging anak domba yang dimakan dalam Paskah Yahudi, menjadi makanan untuk keselamatan kita.

Yesus meninggalkan kenangan akan pengorbanan kasih-Nya ini dalam Ekaristi sebagai jaminan cintakasih-Nya bagi kita.  Melalui sakramen Tubuh dan Darah-Nya yang kita terima, Yesus bersatu dengan kita dan mempersatukan kita dengan-Nya.  Dengan demikian kita dapat berpartisipasi dalam persembahan diri-Nya kepada Bapa, dengan menyatukan persembahan hidup kita dengan persembahan-Nya  yang mengalahkan kematian dan memberi kehidupan.

 

Marilah kita semakin masuk dalam kesadaran akan keagungan misteri Ekaristi dengan kagum dan syukur yang memperdalam penghayatan iman kita akan kehadiran nyata Yesus dalam Sakramen Ekaristi.