Hari ini kita mengenangkan peristiwa iman yang paling penting yaitu kematian Yesus. Kematian ini tidak berarti bahwa segalanya sudah berakhir, tapi kematian ini membawa harapan baru, keselamatan, kemenangan atas maut.
Yesus tergantung di kayu salib, ini sudah mewujudkan kemenangan Kasih. Kemenangan yang terjadi berkat kasih-Nya yang begitu besar, kasih yang merelakankan diri-Nya mengalami penderitaan yang begitu hebat demi keselamatan orang-orang yang dikasihi-Nya. Di salib Dia membiarkan semua lawan-Nya menikam dan memaku-Nya, Dia tidak membuka mulut-Nya di hadapan semua keangkuhan yang ambisius, egois dan penuh rasa iri, nafsu kekerasan yang dilampiaskan kepada-Nya.
Dia juga diam di hadapan ketakutan para murid yang melarikan diri. Dia membiarkan diri menjadi sasaran semua ini dengan tetap mencintai orang-orang yang menolak-Nya mati-matian, yang meninggalkan Dia. Ya, Dia mau menerima semua sakit yang kita tidak mau menerima. Dia melihat dosa-dosa manusia, tapi terlebih-lebih Dia melihat setiap pribadi yang dikuasai oleh dosa: kita masing-masing! Dia mau membebaskan kita, mau mengampuni kita dan menyelamatkan kita. Satu-satunya jalan untuk ini adalah Salib! Inilah kematian yang menebus. K ematian yang membawa kemenangan!
Yesus Putra Allah telah wafat…wafat di salib demi keselamatan kita semua.
Marilah kita hening sejenak, meninggalkan semua aktivitas kita untuk masuk ke dalam misteri kasih yang menyelamatkan ini. “Tak ada kasih yang lebih besar daripada kasih yang menyerahkan hidupnya bagi sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku!” Inilah sabda Yesus yang ditujukan kepada para murid sebelum Ia menderita. Sabda ini juga ditujukan kepada kita masing-masing saat ini.
Marilah kita membuka hati bagi sabda ini dan membiarkannya merasuki seluruh hidup kita, sehingga kita pun dimampukan untuk memberi hidup kepada-Nya melalui pemberian hidup kita kepada sesama yang diwujudkan dalam pelayanan yang rendah hati dan penuh kasih.