Keselamatan

Kita mengetahui bahwa “keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12).  Kata-kata keselamatan, diselamatkan banyak terdapat dalam tulisan di Perjanjian Baru, khususnya di masa Paskah ini, yang mengajarkan pada kita bahwa Yesus menderita dan wafat bagi kita untuk menebus, menyelamatkan kita dari maut.

Pada Perayaan Ekaristi Malam Paskah, bacaan-bacaan yang kita dengar mengisahkan awal penciptaan sampai pada kebangkitan Yesus. Dengan demikian umat diajak untuk mendalami rangkaian sejarah keselamatan yang telah diperjuangkan oleh Allah.

Kebanyakan kita, umat manusia jaman sekarang, sering tidak menyadari bahwa kita ini sangat perlu diselamatkan dan bahwa keselamatan tidak terjadi dengan usaha manusia sendiri.  Sejauh semua baik-baik bagiku dan bagi orang lain, maka kita merasa aman.  Tetapi itu belum berarti kita selamat, karena kita masih terbelenggu dalam keadaan berpusat pada diri sendiri; belum masuk dalam rencana Allah.

Dalam kisah penciptaan,  manusia pertama diciptakan dalam keadaan baik, indah dan benar, dengan berkat asali sebagai imam dan raja, yang menuntun seluruh ciptaan untuk memuliakan Allah dan mengaturnya sebagai kelanjutan kerja sama dengan Allah.  Namun semua anugerah itu hilang oleh dosa manusia pertama, oleh kejatuhannya dalam dosa ketidaktaatan. Dan sejak itu manusia tidak hidup sesuai dengan maksud Allah untuk menciptakannya.

Berkali-kali Allah mengutus nabi-nabi agar umat manusia kembali kepada rencana yang dimaksudkan Allah, yaitu untuk mengalami kebahagiaan yang ingin Allah bagikan pada manusia sejak semula.  Akhirnya Allah mengutus Putra-Nya sendiri, yaitu Yesus Kristus, yang menunjukkan keadaan manusia sebelum jatuh dalam dosa.  Sebagai Anak, relasi-Nya dengan Bapa sangat erat; Dia hanya mau melakukan kehendak Bapa dalam segalanya, sampai kepada penderitaan dan kematian-Nya di Salib karena penolakan manusia terhadap Allah Bapa.

Melalui Yesus dan di dalam Yesus, kita kembali kepada Bapa, sehingga kita mengalami keselamatan yang telah disediakan sejak semula.

 

Marilah kita mensyukuri anugerah agung ini yang diberikan Bapa kepada kita dalam Yesus Kristus melalui Gereja-Nya dan menjadi saksi kemuliaan Tuhan melalui hidup kita sehari-hari.  Dengan demikian tiada lagi yang kita inginkan kecuali hidup dalam Dia.