PASKAH! Kristus bangkit! Kristus menang! Kristus Jaya! Begitulah didengungkan nyanyian pujian sekitar Hari Raya Paskah. Benar, Allah telah membangkitkan Putra-Nya dari kematian, maka kita merayakan kemenangan Allah, kemenangan Kristus. Kristus yang sungguh telah wafat di salib, sungguh telah bangkit, Dia hidup kembali!
Kebangkitan Yesus merupakan kemenangan Allah dan diwartakan oleh para murid-Nya yang telah menyaksikan dan meraba Tubuh Kristus Terbangkit sebelum Ia naik ke surga. Inilah yang diwartakan oleh para rasul yang menjadi saksi mata peristiwa bersejarah ini dan disampaikan dari generasi yang satu ke generasi berikutnya, sebagai tradisi hidup. “Kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus.” (Kis 13:32-33)
Sejarah kita dimulai sejak permulaan, dalam kisah penciptaan (Kitab Kejadian 2), ketika Allah memberikan janji kepada manusia pertama yang telah jatuh dalam dosa karena mengikuti godaan setan, dan harus meninggalkan taman Eden. Namun Allah terus mengikuti umat-Nya dengan setia; dengan berbagai cara Ia mengajak kita kembali kepada rencana semula, yaitu kembali hidup dalam rahmat, dan memuliakan Allah dengan berkat asali yang kita terima.
Terakhir Allah mengutus Putra-Nya sendiri agar dapat memperoleh kembali anak manusia yang telah menjauh dari-Nya. Jalan satu-satunya adalah bahwa Yesus menebus kita manusia dengan menderita dan wafat di salib. Inilah jalan ketaatan yang ditempuh Sang Putra dalam mewujudkan rencana Allah, dengan resiko kematian-Nya di salib.
Dengan demikian, Rahasia Paskah mempunyai dua sisi: dengan kematian-Nya Kristus membebaskan kita dari dosa; dengan kebangkitan-Nya Ia membuka pintu masuk menuju kehidupan baru. Hidup baru ini pada tempat pertama adalah pembenaran, yang menempatkan kita kembali dalam rahmat Allah. Pembenaran terletak dalam kemenangan atas kematian yang disebabkan oleh dosa dan dalam keikutsertaan dalam rahmat. Berkat pembenaran ini, kita menjadi saudara-saudari Kristus, bukan atas dasar kodrat kita melainkan oleh anugerah rahmat, karena pengangkatan sebagai anak ini benar-benar menyertakan kita dalam kehidupan Putra-Nya yang tunggal, hidup yang nyata sepenuhnya dalam kebangkitan-Nya.
Marilah kita mensyukuri kemenangan Kristus ini, dengan menghayati anugerah hidup dalam iman akan kesetiaan Tuhan yang membenarkan kita, sehingga kita dimampukan saling menyampaikan berkat dan kasih kepada sesama saudara kita.